Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Sumba, Lanskap Menawan Tanpa Polesan

10 Agustus 2020   20:08 Diperbarui: 13 Agustus 2020   05:03 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sunset di Pantai Walakiri. Sumber: Koleksi pribadi

Walakiri menjadi sangat tersohor karena keunikan pohon-pohon mangrove kerdil di bibir pantai. Pohon-pohon yang melengkung artistik seakan berdansa. Bak 'dancing trees' yang fotogenik! 

Keunikannya sukses menyihir kami untuk berlama-lama di sini, mulai air laut masih surut hingga pasang datang. Mulai petang benderang, sampai matahari terbenam. Bahkan besok paginya, ketika kota Waingapu masih terlelap, kami sudah melaju ke pantai ini lagi untuk menyambut pagi. Semuanya demi hasil foto cetar yang diinginkan.

Pantai Watu Parunu. Sumber: Koleksi pribadi
Pantai Watu Parunu. Sumber: Koleksi pribadi
Pantai lain yang tidak kalah menawan adalah Watu Parunu yang berada di sisi paling timur Pulau Sumba. Meskipun berada cukup jauh dari Waingapu atau sekitar 135 km, tapi Watu Parunu memang layak masuk dalam daftar kunjungan wajib bila ke Sumba.

Watu Parunu dikenal karena keunikan tebing batu berlubang dan dinding tebing putihnya yang meliuk nan elok. Namun untuk melewati batu berlubang menuju ke tebing batu ini, pastikan datang ketika air pantai sedang surut. 

Nama pantai ini rupanya mempunyai cerita tersendiri. Siapapun yang melewati batu berlubang ini akan berjalan dengan menunduk. Warga sekitar pun menamakannya 'Watu Parunu'. Watu artinya batu dan Parunu mempunyai arti berjalan menunduk.

Selain dua pantai di atas, ada satu lagi objek wisata yang telah menjadi destinasi favorit para wisatawan yang ke Sumba, yakni Air Terjun Tanggedu, yang disebut-sebut sebagai "Grand Canyon" dari Sumba Timur.

Savana di Sumba Timur. Sumber: Koleksi pribadi
Savana di Sumba Timur. Sumber: Koleksi pribadi
Meskipun hanya berjarak sekitar 46 km atau 1.5 jam dari Waingapu ke desa Tanggedu. Namun, dari desa yang agak terpencil ini ke air terjun masih harus trekking hampir satu jam yang cukup mengasyikan. 

Rute sepanjang 2.5km melintasi kali kecil, naik turun bukit dan melewati padang savana yang eksotis. Kawasan sekitar air terjun pun masih sangat alami. Apalagi yang suka nyebur. Air bening kebiruan itu sungguh tidak tertahankan. Byur...

Air Terjun Tanggedu. Sumber: Koleksi pribadi
Air Terjun Tanggedu. Sumber: Koleksi pribadi
Sumba Timur tentunya tidak hanya soal keindahan alamnya, tapi juga kekayaan budaya lokalnya. Bagi yang suka sejarah, seni dan budaya Sumba, jangan lupa mengunjungi Kampung Adat Praiyawang (Desa Rende), yang bisa disinggahi ketika kembali dari Watu Parunu. 

Di kampung adat tradisional ini, Anda bisa melihat bangunan pemakaman zaman megalitikum, rumah adat Sumba, serta berbelanja kain tenun khas Sumba yang istimewa.

Sumba memang bukan Bali. Kalau Bali diibaratkan primadona yang telah menguasai panggung pertunjukan. Maka Sumba bak seorang gadis bersahaja tanpa polesan, tapi menyimpan pesona asli yang menawan hati. Ibarat calon bintang yang masih perlu dijaga, dipoles, dan dikembangkan potensinya. Calon bintang yang siap naik panggung!

Kelapa Gading, 10 Agustus 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto adalah koleksi pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun