Kompetisi terjadi di mana-mana. Bukan hanya di arena balap atau di lintasan lari. Di dunia konstruksi pencakar langit pun sudah jamak. Setidaknya, gelar sebagai yang 'tertinggi' merupakan suatu magnet dan gengsi tersendiri bagi para pengembang dan pemilik modal raksasa.
Di era konstruksi masa kini, gedung-gedung pencakar langit alias 'skyscraper'Â yang dibangun terus berlomba dari masa ke masa. Tidak semata dari ukuran luas bangunan, kemewahan dekorasi interior dan kecanggihan teknologi yang digunakan, tapi juga dari sisi ketinggiannya. Seakan berpacu menjangkau langit!
Soal predikat tertinggi, bahkan sejak zaman Firaun di Mesir, kita telah mengenal sebuah bangunan monumental yang begitu tinggi. Piramid Khufu atau lebih dikenal sebagai "Great Pyramid of Giza" setinggi 146.5 meter, sejak berdiri tahun 2580 - 2560 SM, hingga abad ke-14 memegang rekor ketinggian. Rekor tersebut baru dilewati, setelah Katedral Lincoln dibangun tahun 1311 di Inggris dengan tinggi 160 meter.
Namun Piramid Giza, yang adalah sebuah makam, maupun Katedral Lincoln, bukanlah sebuah bangunan atau konstruksi untuk tempat kerja maupun tinggal permanen. Karenanya, kategori 'Skyscraper'Â pun tidak bisa disematkan ke kedua bangunan bersejarah tersebut.
Di era lebih moderen, perlombaan menjadi yang tertinggi terus berlangsung. Dan untuk memastikan perbandingan ketinggian mengacu pada kriteria yang sama, maka para pencatat rekor pun mulai membuat berbagai kategori.
Ada yang mengukur hingga puncak menara (spire)Â yang merupakan bagian dari gedung tsb, ada juga yang hanya menghitung sampai ketinggian yang bisa ditempati. Ada yang memisahkan menara yang berfungsi sebagai menara saja, begitu juga 'menara' yang berupa bangunan tinggi yang bisa digunakan sebagai kantor, hotel, apartemen, dll.
Sebagi contoh, ketinggian Menara Eiffel (Menara saja, bukan gedung) tentunya tidak bisa dibandingkan dengan Menara Montparnasse (sebuah gedung perkantoran). Kedua menara di kota Paris ini berbeda, baik kategori, maupun fungsinya! Dalam konteks inilah, predikat gedung pencakar langit (skyscraper), yang tentunya didiami, kian jelas dan menjadi landasan penulisan ini.
Sejarah skyscrapers bermula dari kota Chicago di negara adidaya AS. Kota ini memang dikenal dengan sejarah panjang gedung pencakar langit. Adalah gedung 'The Home Insurance Building'Â di kota Chicago, yang dibangun tahun 1885, tercatat sebagai gedung pencakar langit pertama di dunia. Tinggi gedung ini awalnya hanya 10 lantai atau 42.1 meter, tapi kemudian ditambah dua lantai lagi pada tahun 1891 sehingga mencapai 54.8 meter. Relatif pendek untuk ukuran gedung tinggi saat ini. Tapi gedung inilah yang menjadi tonggak bersejarah untuk konstruksi dan pengembangan perkotaan vertikal selanjutnya.
Setelah 'pencakar langit' pertama tadi, Chicago menjadi saksi konstruksi berbagai gedung pencakar langit lainnya. Tren ini segera diikuti pembangunan besar-besaran di Manhattan, New York. Dan perkembangan ini kian menemukan momentumnya ketika 'elevator'Â penumpang pertama dipasang di gedung 'Equitable Life Building' - New York di tahun 1870. Elevator atau lift itu sendiri ditemukan oleh Elisha Graves Otis pada tahun 1852. Perusahaan Otis kemudian dikenal sebagai perusahaan pembuat lift hingga kini.
Memasuki abad ke 20, ketinggian gedung-gedung pencakar langit kian mencengangkan. Kompetisi di kota New York dan Chicago begitu sengit.
Persis tanggal 11 April 1931, kota New York dan dunia menyambut kehadiran sebuah gedung pencakar langit fantastis yang menjulang setinggi 381 meter. Namanya 'Empire State Building'! Inilah gedung pencakar langit pertama di dunia yang memiliki lebih dari 100 lantai. Gedung berarsitektur Art Deco ini menyandang status tertinggi di dunia antara 1931 hingga 1970. Sampai kini pun Empire State Building masih menjadi salah satu ikon di Manhattan, NYC.
Setelah sempat didominasi gedung-gedung pencakar langit di pusat Manhattan, NYC, pada tahun 1973, kota Chicago akhirnya kembali merebut status gedung pencakar langit tertinggi dengan kehadiran Sears Tower setinggi 442 meter. Rekor ini bertahan selama 25 tahun (1973-1998), sampai munculnya Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia. Sears Tower kini telah berganti nama menjadi Willis Tower sejak 2009.
Dengan gaya arsitektur 'post-modernism', Taipei 101 seolah raksasa yang berdiri kesepian di pusat kota Taipei. Sangat berbeda dengan New York atau Chicago yang penuh dengan gedung-gedung pencakar langit. Pencakar langit setinggi 509 meter dengan 101 lantai ini memegang tampuk tertinggi di dunia antara tahun 2004 - 2010. Seperti pendahulu sebelumnya, sebuah gedung pencakar langit baru yang lebih tinggi telah dibangun di Dubai.
Pembangunan Taipei 101 sebetulnya cukup mengagetkan dunia konstruksi gedung super tinggi, mengingat selama ini rata-rata gedung di kota Taipei relatif tidak tinggi. Letak geografis kota Taipei yang berada di garis batas antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Filipina yang menjadi penyebabnya. Kota ini termasuk berpotensi dilanda bencana gempa bumi.
Burj Khalifa, yang sebelumnya dikenal dengan nama Burj Dubai, mulai dibangun tahun 2004 dan selesai tahun 2009. Di awal tahun 2010, gedung setinggi 828 meter inipun diresmikan dan langsung ditahbiskan sebagai gedung pencakar langit tertinggi di dunia. Sang Numero Uno! Dan bagi pengunjung yang hendak menikmati pemandangan kota Dubai dan sekitarnya, bisa naik ke Observation Deck yang berada di lantai 124 dan Sky Level di lantai 148. Selain digunakan sebagai apartemen dan perkantoran, Burj Khalifa juga ditempati hotel mewah Armani Hotel Suites.
Kehadiran Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab, yang gegap gempita ikut meneruskan supremasi negara-negara di Timur Tengah, China dan Asia Tenggara yang sejak awal abad 21 mengalami booming gedung-gedung pencakar langit. Sementara di periode yang sama hanya ada gedung 'One World Trade Center' yang di bangun tahun 2014 di New York, AS, persis di lokasi lama WTC.
Di kawasan Pudong, kota Shanghai, China, misalnya, berdiri 'Shanghai Tower' setinggi 632 meter dan kini memegang predikat sebagai yang ke-2 tertinggi di dunia. Yang paling mengesankan dari kawasan Pudong ini, selain Shanghai Tower, juga berdiri bersebelahan dua menara 'supertall'Â lainnya, yaitu 'Jin Mao Tower' (420m) dan 'Shanghai World Financial Center'Â (492m). Inilah satu-satunya di dunia, tiga menara super tinggi berdiri bersebelahan.
Sedangkan di kota suci Mekkah, Arab Saudi, 'The Makkah Royal Clock Tower' (Hotel Tower)Â dari kompleks 'Abraj Al Bait' menjulang setinggi 601 meter dan sekaligus menduduki posisi ke-3 tertinggi di dunia saat ini. Hotel Tower, yang adalah satu dari tujuh menara di kompleks megah ini, dikelola salah satu jaringan hotel mewah di dunia, Fairmont Hotels and Resorts, dengan nama 'Hotel Fairmont Makkah Clock Royal Tower'. Hotel ini berada di lokasi yang sangat strategis, yaitu sekitar 100 meter dari Masjidil Haram, tempat tersuci bagi umat Islam.
Bagi penggemar Drakor, asal tahu saja, Seoul juga memiliki pencakar langit bergengsi, yakni 'Lotte World Tower' setinggi 554 meter dan berada di urutan ke-5. Dan supaya tidak tertinggal semakin jauh, kota New York, AS, akhirnya memiliki 'One World Trade Center' atau 'Freedom Tower' setinggi 541 meter dan bertengger di nomor ke-6 di dunia dan nomor 1 di AS. Berdiri di kawasan Lower Manhattam, Arsitek gedung keren ini adalah David Childs, yang perusahaannya, 'Skidmore, Owings & Merril'Â juga mendisain Burj Khalifa- Dubai dan Willis Tower- Chicago.
Apakah kompetisi ini akan berakhir? Tentu saja tidak. Dari berbagai referensi yang ada, setidaknya ada 100 (seratus) gedung pencakar langit lainnya dengan ketinggian rata-rata di atas 300 -- 600 meter yang masih dalam konstruksi.
Dan yang paling mendebarkan adalah jika Menara Jeddah (Jeddah Tower), yang saat ini sedang dihentikan, akhirnya meneruskan konstruksinya yang direncanakan mencapai ketinggian 1000 meter. Satu kilometer! Apakah itu akan menjadi kenyataan? Mari kita tunggu saja.
Kelapa Gading, 6 Juli 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan:
Semua foto-foto adalah koleksi pribadi, kecuali file foto 'Home Insurance Building' (wikimedia.org) dan file foto 'Burj Khalifa' (www.pexels.com).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI