Bagi para 'frequent traveler', koper ibarat sahabat perjalanan nan setia. Tempat kita menyimpan dengan baik semua perlengkapan perjalanan dan ruang untuk mengisi berbagai barang belanjaan dan oleh-oleh sepenuh-penuhnya. Berat sang koper pun berbeda drastis, di saat baru berangkat dan pada saat pulang ke tanah air.
Sebagian koper yang beruntung malah telah mengumpulkan 'mileage'Â yang panjang sebagai bukti perjalanannya. Bukti itu bisa berupa potongan stiker barcode di koper, bekas label hotel, stiker nama kota, dan puluhan goresan hidup di badan koper ketika melewati satu conveyor belt ke conveyor belt yang lainnya, dari satu airlines ke airlines berikutnya.
Sayang sekali tidak semua perjalanan berjalan lancar dan berujung sukses. Kadang si koper bisa menghilang dari jangkauan, terselip di antara ribuan koper lainnya di bandara transit dan si koper pun tertinggal.
Begitulah romantika pengalaman dengan koper. Mulai dari sebelum berangkat dengan urusan packing. Lalu saat check in dengan berbagai aturan yang ditetapkan airlines, mana yang wajib disimpan di dalam bagasi (checked baggage) dan mana yang harus ditaruh dalam tas kabin (hand carry bag). Selanjutnya, setelah tiba di bandara tujuan, menunggu koper kita muncul di ujung conveyor belt.Â
Dari semua alur proses di atas, yang tidak bisa kita ikutin secara langsung, seolah berharap nasib memihak kita, adalah perjalanan koper kita itu sendiri. Apakah koper itu sebagai 'checked baggage' yang dititipkan ke pihak airlines di saat check in, akan setia dalam penerbangan yang sama dengan kita hingga bandara tujuan, termasuk setelah transit, atau tidak.
Itulah situasi yang sering kita alami ketika bepergian. Semoga saja koper kita selalu ada, meskipun itu koper paling terakhir. Jika tidak ada, maka ada prosedur laporan yang harus dilakukan, baik kepada perwakilan airlines yang bersangkutan atau langsung ke bagian 'Lost and Found'. Dan semua prosedur yang harus dilewati kerap cukup menyita waktu.
Sebagai seorang frequent traveler yang telah cukup lama bepergian ke mana-mana, baik untuk suatu penugasan kantor, maupun ketika bepergian sendiri, pengalaman dengan koper selalu mewarnai banyak perjalanan. Koper tertinggal di bandara transit, kemudian dijanjikan pihak airlines akan dikirim ke hotel; koper tertinggal dan belum terlacak ada dimana.
Kejadian yang lain lagi, koper salah dikirim ke kamar yang lain atau sama sekali tidak diantar oleh porter hotel. Setelah dicari, koper tsb masih ditemukan di ruang 'storage' hotel. Rupanya tidak ada satupun tanda pengenal di koper.Â
Koper yang tertukar pun pernah, ketika dua rombongan tour check out hampir bersamaan dari sebuah hotel dan koper-koper dikumpulkan di lobby. Peserta tour yang tidak teliti, apalagi kopernya sangat umum tanpa ciri khas apapun, salah mengambil koper orang lain dari rombongan berbeda, sesaat sebelum naik ke bus. Pasalnya, koper itu sekilas begitu mirip.