Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Suka Souvenir?

22 April 2020   19:00 Diperbarui: 22 April 2020   19:03 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayo, siapa yang suka suvenir (cenderamata)? Hakulyakin, banyak yang menyukainya. Inilah salah satu oleh-oleh yang paling sering dibeli ketika berwisata.

Setelah penetapan PSBB di Jakarta dan beberapa provinsi lainnya, kita pun memasuki babak baru dalam upaya mengatasi penyebaran Covid-19. Dan masa tinggal di rumah pun akan kian panjang. Gaak apa-apa, tetap di rumah saja. #stayathome

Berdiam di rumah bukan berarti 'doing nothing'. Rutinitas makan-nonton-tidur niscaya akan membosankan setelah Anda melakukannya sekian minggu. Bagi yang suka memasak, ini saatnya mulai mencoba resep baru. Yang hobi membaca, wow...bisa nikmati hobimu sepuasnya. 

Banyak bacaan dalam bentuk e-book yang bisa diunduh gratis. Dan tentunya masih banyak juga yang tetap aktif WFH (work from home) atau mengikuti berbagai webinar yang kian trendy saat ini. Intinya, tetap aktif dan kreatif.

Salah satu aktivitas di rumah yang  paling mengasyikan adalah membersihkan kembali berbagai koleksi suvenir dan menatanya kembali. Koleksi suvenir, baik yang kita beli sendiri dalam suatu perjalanan ataupun oleh-oleh dari teman, selalu menyimpan sejuta kenangan. Deretan koleksi itu seakan sebuah catatan perjalanan itu sendiri. Unforgettable! 

Apa itu suvenir? “Souvenir is something bought or kept as a reminder of a place or occasion”, begitulah definisi singkat suvenir. Setuju bukan? Kalau saya, pasti setuju. Setiap kali melihat suvenir yang kita beli di suatu tempat, benda kecil dan cantik itu selalu membawa kenangan kita terbang ke masa-masa lalu yang indah.

Suvenir bisa berupa macam-macam benda. Ada berupa gantungan kunci, pembuka botol, tempelan kulkas, miniatur obyek wisata, patung kayu, keramik, ah...... daftarnya bisa panjang sekali. 

Ada juga yang mencari suvenir yang lebih spesifik dan dijadikan koleksi, misalnya tumbler atau mug Starbucks, di mana setiap koleksi itu ada nama kota berbeda, tergantung di mana tumbler atau mug tersebut dibeli. Seorang teman saya mempunyai puluhan koleksi mug Starbucks yg tertata indah di ruang kantornya. Keren sekali!

Dulu ketika baru mulai bepergian keluar negeri, saya rajin mengunjungi berbagai Hard Rock Cafe (HRC) di seluruh dunia. Tapi dari berbagai 'collectible items' yang ada, pada akhirnya saya hanya mengoleksi shot-glass saja. Mudah dibawa dan relatif tidak mahal. 

Saat ini sudah ada sekitar 70-an. Not bad-lah. Dan setahun terakhir ini, saya juga baru mulai mengoleksi bir, baik yang botol maupun bir kaleng, khususnya yang berukuran 500ml (0.5 lt). Padahal hobi ngebeer sudah lebih dari tiga dekade. Kapan-kapan saya akan nulis khusus soal koleksi ini. Cheers dulu yaa!

dokpri
dokpri
Yang tidak kalah menarik, ada sebagian orang mengoleksi mata uang dari berbagai negara, baik uang kertas (lama dan baru) maupun koin. Yang ini, memang kategori suvenir yang cukup mahal! Karena kadang ada uang kertas yang masih berlaku dengan nilai cukup tinggi juga ikut disimpan. 

Mata uang lama beberapa negara Eropa, yang kini gunakan Euro, sudah mulai dicari, misalnya Lira Italia, Peseta Spanyol, Mark Jerman, Franc Prancis, dan lain-lain.

Pernah dengar ada yang kumpulin botol parfum dalam bentuk mini? Banyak pembuat parfum sering menyediakan ‘tester’ dalam bentuk botol kecil atau berupa ‘giveaway’. Dulu, saya sering menerima suvenir dari seorang teman, manager sebuah duty free di Paris, setiap kali mampir ke tokonya. 

Dari situ saya mengenal merk-merk seperti: Davidoff, Gucci, Lacoste, YVL, Dunhill, Hugo Boss, Armani, Kenzo, dan lain-lain. Kadang kita bisa temukan 'collectible items' dalam satu set yang terdiri dari beberapa merk parfum dalam ukuran mini. Ini jenis suvenir yang menarik dan pasti wangi!

Apakah semua suvenir hanya disimpan di lemari pajangan? Tidak juga. Ada suvenir yang tempatnya bahkan hanya di pintu kulkas. Itulah suvenir berupa logo suatu negara, miniatur obyek wisata, atau apa saja dari bahan ‘magnetic’ yang bisa menempel dengat kuat di pintu lemari es kita. 

Barang-barang kecil itu, yang sering disebut ‘tempelen kulkas’, ibarat catatan perjalanan yang empunya rumah. Kemana pun dia pergi, selalu berusaha membawa pulang 1-2 magnetic untuk dipajang di pintu kulkasnya. Suvenir jenis ini tergolong yang paling dicari para wisatawan. Bukan hanya karena harganya cukup murah, tapi juga sangat mudah dibawa pulang.

Dari semua suvenir yang pernah saya beli, yang paling saya sukai adalah suvenir berupa miniatur dari berbagai obyek wisata terkenal di dunia. Misalnya: miniatur Big Ben, Eiffel Tower, Pisa Leaning Tower, Windmolen, St. Basil’s Cathedral, Sears Tower, Taj Mahal, Great Pyramids, dan seterusnya. Suvenir itu selalu membuat saya terkenang akan setiap perjalanan-perjalanan panjang penuh warna di masa lalu ke kota tempat ‘landmarks’ itu berada.....

Suvenir memang ‘small items’ dan biasanya dilakukan sebagai industri rumah, tapi secara global, industri suvenir adalah bisnis raksasa. Begitu ketatnya persaingan di bisnis ini, sehingga di banyak negara, para penyalur besar barang-barang suvenir memilih mengimpornya dari negara lain, daripada mengandalkan perajin lokalnya yang kadang lebih mahal. 

Dan salah satu negara di dunia yang paling banyak membuat barang-barang ini adalah China. Mulai dari barang-barang suvenir yang dijual di kaki lima di Amrik, Eropa sampai Australia. 

Jadi jangan heran, kalau ada pertanyaan, “Apa persamaan antara suvenir yang dibeli di Fisherman's Wharf- San Francisco, miniatur Eiffel di pelataran Trocadero- Paris dan rangkaian gantungan kunci yang dibeli di Paddy's Market, Sydney?” Jawabannya, sama-sama “Made in China”. 🤣

Kelapa Gading, 22 April 2020
Oleh: Tonny Syiariel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun