Senang dan bahagia sekali dapat merayakan natal bersama rekan-rekan mahasiswa dan alumni dari berbagai jurusan dan fakultas di UNDANA (Universitas Nusa Cendana) pada hari sabtu, 15 Desember 2018 lalu.
Natal yang diadakan oleh Persekutuan Mahasiswa Kristen Fakultas Sains dan Teknik (PMK FST Undana) dengan tema "lebih dari sekedar kata" itu bertempat di Gereja Marturia Kupang, NTT.
Ibadah natal kali ini setidaknya memberi pesan dan maknanya tersendiri, berbeda dari natal di tahun-tahun sebelumnya.
Saya belajar akan pentingnya relasi dengan sang Pencipta yang selalu memberi berkat-berkatnya yang berlimpah dalam kehidupan ini. Relasi yang harus dibangun, diperintim, dan terus ditumbuhkan dan dijaga sebagai insan yang tunduk dibawah otoritas sang Maha Kuasa.
Bukan hanya relasi secara vertikal dengan sang Pencipta yang harus ditumbuhkan. Pentingnya relasi secara horizontal dengan sesama manusia pun perlu dibangun, dijaga atau dipelihara agar semakin meningkatnya nilai kebersamaan, kesehatian dan kekeluargaan, yang mana dimulai dari lingkup kelompok yang lebih kecil dan utama yaitu keluarga, hingga lingkup kelompok manusia yang lebih besar.
Momen natal ini juga memberi pesan dan mengingatkan agar memelihara persekutuan, kebersamaan, kesehatian dan kekeluargaan dalam damai dengan sesama manusia bukan hanya diungkapkan hanya sebatas kata-kata, melainkan perlu ada kesadaran untuk bertindak dengan adanya langkah konkrit yang diikuti.
Dengan melihat kondisi realita saat ini, dimana perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, setiap individu hanya mengandalkan alat-alat komunikasinya berupa gawai untuk menyebarkan pesan, ucapan dan lainnya melalui media sosial dan media komunikasi.
Sebagian orang terlihat hanya lebih senang menyampaikan pesan dan ucapannya tentang natal melalui media komunikasi kepada orang lain. Hanya sebatas pesan dan ucapan saja, tanpa ada langkah konkrit.
Artinya bahwa jika ucapan damai natal disampaikan kepada orang lain melalui media komunikasi maka setidaknya harus ada pula tindakan nyata untuk membangun rasa damai secara langsung dengan sesama.
Media komunikasi terkesan hanya sebagai jembatan untuk menyampaikan ucapan yang hanya sebatas kata-kata.
Oleh karena itu, dengan melihat fakta tersebut maka hal ini harus menjadi sebuah bahan untuk perenungan. Â Rasa damai, kebersamaan, kesehatian dan persekutuan tidak cukup hanya disampaikan, diucapkan dan diumbar-umbar hanya lewat media komunikasi kepada orang lain melainkan harus ada tindakan atau langkah konkrit untuk membangun kebersamaan dan kekeluargaan secara langsung.