Saya kemudian berpikir, kira-kira apa masalah atau penyebabnya perpustakaan atau surga ilmu di kampus Undana ini nampak sepi, bahkan hanya dihuni oleh tuan rumahnya saja (pegawai perpustakaan). Surga ilmu ini tidak dikunjungi dan dihuni oleh para mahasiswa yang biasanya disebut "pencari/peraih ilmu".
Pertanyaannya, jika mereka para pencari/peraih ilmu, lalu mengapa  mereka mengabaikan untuk menghabiskan waktu menggarap ilmu pada gudang ilmu (buku) di surga ilmu (perpustakaan) itu sendiri?
Mungkinkah karena beberapa alasan ini;
Buku-buku di perpustakaan tidak menarik
Apakah karena alasan ini yang membuat surga ilmu itu nampak sepi? Ah saya yakin perpustakaan tingkat universitas pasti memiliki buku-buku bacaan yang menarik dan juga berkualitas. Saya juga yakin kalau seorang pencari/peraih ilmu yang sejati pasti selalu suka membaca buku pengetahuan apa pun untuk menambah wawasan keilmuannya.
Pelayanan publik mahasiswa yang bermasalah
Apakah karena alasan lain yaitu karena pelayanan publik dari pegawai kepada mahasiswa yang kurang baik atau sistem yang bermasalah? Ah alasan ini juga kayanya kurang meyakinkan, karena sekali lagi, saya yakin bahwa perpustakaan tingkat univeristas di Undana yang merupakan univeristas terkemuka  di NTT, pelayanan dan sistemnya juga sangat baik.
Saya sendiri melihat dan merasakannya ketika mengurus kartu perpustakaan yang hanya lima menit saja dan gratis. Selain itu, para pegawai memberi keleluasan untuk meminjam dan membaca buku dengan bebas di perpustakaan, asalkan taat aturan.
Minat baca
Jika kedua alasan di atas kurang kuat dan mendudung, lalu apakah karena masalah yang cukup populer saat ini, karena minat baca? Yah mungkin saja... Itu kembali ke masing-masing pribadi (mahasiswa). Namun sangat disayangkan jika mahasiswa, yang memiliki status jenjang pendidikan yang paling tinggi memiliki minat baca yang rendah, bahkan tidak ada sama sekali.
Jika ini masalah utamanya maka memang benar bahwa Negara kita saat ini sedang dilanda krisis minat baca.