Mohon tunggu...
Tonny E. Nubatonis
Tonny E. Nubatonis Mohon Tunggu... Lainnya - Ana Lapangan

_MENULIS UNTUK BELAJAR DAN BERBAGI_ *Ingin banyak belajar tentang Perkoperasian, Literasi Keuangan, Ekonomi, Bisnis dan Teknologi Digital*.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Surga" yang Sepi

24 November 2018   05:11 Diperbarui: 24 November 2018   06:04 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
perpustakaan yang merupakan surga ilmu yang sepi - ilustrasi : aliexpress.com

Jikalau buku adalah gudang ilmu, maka perpustakaan adalah surga ilmu. Mungkin begitu. Berarti jika seseorang membaca buku di perpustakaan, itu bagaikan surga yang dihuni oleh seorang peraih ilmu.

Pertanyaannya adalah jikalau ilmu itu penting, sudahkah banyak orang mencarinya di gudang atau surga itu? Entahlah...

Siang itu, hari kamis, 22 November 2018, sekitar pukul 11.00, saya tidak jadi konsultasi dengan dosen pembimbing saya di kampus karena beliau lagi "nggak mood". Eh salah, maksudnya lagi sibuk. Hehehe..

Biasanya setelah konsultasi, saya tidak langsung pulang ke rumah tapi masih mampir di kantin untuk duduk sebentar, ngobrol bentar bareng kolega se-angkatan, atau kalau sendiri biasanya duduk ngopi sambil membaca buku. Kadang kalau bukunya lupa dibawa berarti bahan bacaan di gadget (gawai) menjadi alternatifnya.

Namun saat itu ketika mampir ke kantin, eh ternyata kursi-kursinya penuh semua. Ah sial, teman seangkatan juga satu pun tidak nongol di dalam. Tidak mungkin mau ngopi dan baca buku sambil berdiri juga kan. Hahaha... itu pencitraan nanti namanya.

"Sudahlah, lebih baik cari tempat lain saja" , pikir saya sejenak. Tapi tunggu sebentar, saya cek pastikan dulu bukunya dibawa di tas atau tidak . Judul bukunya "The Ultimate Success Strategy -- Sukses, siapa yang tidak mau? Penulisnya Vincent Gaspersz.

Kalau saya sebutkan lengkap dengan gelar-gelarnya pasti Anda tidak menyangka gelarnya sepanjang itu. Saya pun heran tapi kagum. Nama lengkapnya Prof. Dr (Eng) Ir. Vincent Gaspersz, M.St, D.Sc, CFPIM, CSCP, CMQOE, CSSMBB, CQE, CQA. Wahh ini papan namanya pasti panjangnya dari bahu kiri sampai kanan.

buku
buku
Buku yang sementara saya baca dan sudah dibaca sampai halaman 277 saat itu.

Waduh, bukunya lupa dibawa lagi nih. Tapi tidak masalah, gawai tidak lupa kok. hehe.

Uppssss...sial lagi nih,,, dayanya hampir habis, Cuma tersisa 15 persen. Pasti tidak tahan sampai satu atau dua jam.

Waduh hari ini kayanya jadi hari sial. Ya sudah...mau bagaimana lagi..pulang saja kalau begitu..

Eittt tunggu dulu...ada ide bagus nih. Lebih baik ke surga ilmu (perpustakaan) kampus Undana saja (Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT). Lagian kan nggak jauh amat juga. 5 menit jalan kaki udah sampai.

peprustakaan UNDANA - sumber :dokpri
peprustakaan UNDANA - sumber :dokpri
Dari jauh saya lihat lagi ramai di lopo, halaman depan perpustakaan. Empat lopo tempat duduk itu penuh semuanya karena diduduki oleh para mahasiswa. "Pasti lagi keasyikan baca buku bareng", tebak saya dalam hati.

nampak lopo dari jauh dipenuhi mahasiswa - sumber :dokpri
nampak lopo dari jauh dipenuhi mahasiswa - sumber :dokpri
Ketika mendekat, eh ternyata tebakan saya salah. Mereka lagi asyikan ngobrol ribut-ributan, tertawa riang dan ada yang lagi tidur-tiduran juga. Tapi tenanglah dari sekian banyaknya mahasiswa di situ, saya lihat ada satu saja yang sedang pegang buku cetak yang cukup tebal.

mahasiswa yang memenuhi lopo untuk ngobrol dan ribut - sumber : dokpri
mahasiswa yang memenuhi lopo untuk ngobrol dan ribut - sumber : dokpri
Tapi tidak tahu bukunya dibaca atau tidak, soalnya bukunya dipegang sambil ngobrol juga dengan teman-teman yang lain. Saya tidak yakin juga kalau bukunya mau dibaca. Kalau dibaca pun juga pasti tidak paham sama sekali isinya karena situasinya sangat ribut dan menggangu. Jelas pasti tidak akan konsen mau ngimak apa isi bukunya.

lopo yang dipenuhi mahasiswa yang lagi tiduran dan keasyikan ngobrol - sumber : dokpri
lopo yang dipenuhi mahasiswa yang lagi tiduran dan keasyikan ngobrol - sumber : dokpri
"kenapa lopo tempat duduk yang seyogianya dibuat dengan tujuan utama sebagai tempat baca, ternyata tidak dipakai sebagai tempat baca. Minimalnya dipakai untuk hal-hal yang lebih berfaedah, misalnya kerja tugas, diskusi, dll, tapi hanya sebagai tempat ribut-ributan tidak jelas. Ya jelas pasti suaranya bisa menggangu orang di sekitar yang mungkin lagi baca buku di luar atau di dalam perpustakaan", saya membatin sejenak.

"Sudahlah, mungkin mereka lagi istirahat melepas lelah karena baru selesai kuliah", pikir saya dan langsung masuk ke dalam perpustakaan.

Sejujurnya saya jarang masuk dan membaca buku di dalam perpustakaan kampus. Biasanya saya bawa buku koleksi saya sendiri baru dibaca di lopo perpustakaan atau kantin (jika sepi).

Karena saya lupa bawa buku dan daya baterai gawainya juga hampir habis jadi saya mampir saja ke perpustakaan untuk baca-baca sebentar.

"Waduh...perpustakaan kok sepi sekali. Ketika masuk, yang saya lihat hanya pegawai-pegawainya saja. Tidak ada mahasiswa atau orang lain yang beridiri mencari buku di rak-rak buku atau duduk baca buku di tempat baca. Padahal ini kan perpustakaan universitas loh, bukan perpustakaan fakultas atau jurusan", tanya saya dalam hati dengan agak heran.

suasana dalam perpus di sekitaran rak-rak buku yang sepi - sumber : dokpri
suasana dalam perpus di sekitaran rak-rak buku yang sepi - sumber : dokpri
ruang baca perpus yang nampak sepi tak berpenghuni - sumber : dokpri
ruang baca perpus yang nampak sepi tak berpenghuni - sumber : dokpri
Semoga saja perpustakaan ini sepi karena mahasiswa-mahasiwa lebih menghabiskan waktu membaca di perpustakaan fakultas, jurusan atau tempat lain. Tapi kalau seandainya tidak, berarti ada masalah yang cukup serius dengan mahasiswa itu sendiri, yang sebagaimana salah satu gaya hidup yang harus dilakukannya ialah membaca.

Mahasiswa seharusnya menjadi pejuang sejati yang selalu memperjuangkan budaya Literasi, salah satunya dengan selalu membaca buku.

Saya kemudian berpikir, kira-kira apa masalah atau penyebabnya perpustakaan atau surga ilmu di kampus Undana ini nampak sepi, bahkan hanya dihuni oleh tuan rumahnya saja (pegawai perpustakaan). Surga ilmu ini tidak dikunjungi dan dihuni oleh para mahasiswa yang biasanya disebut "pencari/peraih ilmu".

Pertanyaannya, jika mereka para pencari/peraih ilmu, lalu mengapa  mereka mengabaikan untuk menghabiskan waktu menggarap ilmu pada gudang ilmu (buku) di surga ilmu (perpustakaan) itu sendiri?

Mungkinkah karena beberapa alasan ini;

Buku-buku di perpustakaan tidak menarik

Apakah karena alasan ini yang membuat surga ilmu itu nampak sepi? Ah saya yakin perpustakaan tingkat universitas pasti memiliki buku-buku bacaan yang menarik dan juga berkualitas. Saya juga yakin kalau seorang pencari/peraih ilmu yang sejati pasti selalu suka membaca buku pengetahuan apa pun untuk menambah wawasan keilmuannya.

Pelayanan publik mahasiswa yang bermasalah

Apakah karena alasan lain yaitu karena pelayanan publik dari pegawai kepada mahasiswa yang kurang baik atau sistem yang bermasalah? Ah alasan ini juga kayanya kurang meyakinkan, karena sekali lagi, saya yakin bahwa perpustakaan tingkat univeristas di Undana yang merupakan univeristas terkemuka  di NTT, pelayanan dan sistemnya juga sangat baik.

Saya sendiri melihat dan merasakannya ketika mengurus kartu perpustakaan yang hanya lima menit saja dan gratis. Selain itu, para pegawai memberi keleluasan untuk meminjam dan membaca buku dengan bebas di perpustakaan, asalkan taat aturan.

Minat baca

Jika kedua alasan di atas kurang kuat dan mendudung, lalu apakah karena masalah yang cukup populer saat ini, karena minat baca? Yah mungkin saja... Itu kembali ke masing-masing pribadi (mahasiswa). Namun sangat disayangkan jika mahasiswa, yang memiliki status jenjang pendidikan yang paling tinggi memiliki minat baca yang rendah, bahkan tidak ada sama sekali.

Jika ini masalah utamanya maka memang benar bahwa Negara kita saat ini sedang dilanda krisis minat baca.

Proses transisi media cetak ke media digital

Jika mungkin ada yang bersikeras dan mengatakan bahwa bukan karena minat baca penyebab utamanya. Mungkin bisa benar bukan karena alasan demikian, sebab kita ketahui bahwa pada generasi milenial zaman ini, pengaruh perkembangan teknologi yang semakin modern dan semakin pesat telah dikembangkan untuk memfasilitasi para pembaca buku melalui media elektronik (gawai)nya.

Bacaan-bacaan di akses secara online dengan cepat, mudah dan murah. Perangkat lunak aplikasi telah tersedia untuk mempermudah pembaca buku untuk login dan surfing ke perpustakaan yang sudah berbasis website dan digital.

Bahkan lebih spektakuler lagi, perpustakaan yang dikunjungi dan buku-bukunya diakses secara online pun di perpustakaannya yang lebih wow lagi, perpustakaan Nasional NKRI.

Semoga saja, surga ilmu yang sepi bukan karena sepi tanpa alasan. Semoga hanya jarak dan waktu saja yang memisahkan dan bukan karena masalah minat baca.

Seandainya peran teknologi yang sudah sangat membantu dalam memfasilitasi minat baca mahasiswa dan seantero masyarakat ini, namun masih saja diabaikan hanya karena alasan minat baca yang rendah maka seharusnya kita sepatunya harus merasa malu.

Oleh karena itu, mari bersama ciptakan surga ilmu itu sendiri bagi kita  (mahasiswa) masing-masing. saya sendiri telah memiliki dua surga ilmu tersebut. Perpustakaan mini pribadi di rumah dan juga aplikasi perpustakaan online pada gawai. Keduanya sangat membantu saya dalam memfasilitasi minat baca.

Semoga semangat dalam budaya Literasi bangsa ini semakin bertumbuh.

Salam Literasi

Kupang, 24 November 2018

Tonny E. N

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun