Eittt tunggu dulu...ada ide bagus nih. Lebih baik ke surga ilmu (perpustakaan) kampus Undana saja (Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT). Lagian kan nggak jauh amat juga. 5 menit jalan kaki udah sampai.
peprustakaan UNDANA - sumber :dokpri
Dari jauh saya lihat lagi ramai di lopo, halaman depan perpustakaan. Empat lopo tempat duduk itu penuh semuanya karena diduduki oleh para
mahasiswa. "Pasti lagi keasyikan baca buku bareng", tebak saya dalam hati.
nampak lopo dari jauh dipenuhi mahasiswa - sumber :dokpri
Ketika mendekat, eh ternyata tebakan saya salah. Mereka lagi asyikan ngobrol ribut-ributan, tertawa riang dan ada yang lagi tidur-tiduran juga. Tapi tenanglah dari sekian banyaknya mahasiswa di situ, saya lihat ada satu saja yang sedang pegang buku cetak yang cukup tebal.
mahasiswa yang memenuhi lopo untuk ngobrol dan ribut - sumber : dokpri
Tapi tidak tahu bukunya dibaca atau tidak, soalnya bukunya dipegang sambil ngobrol juga dengan teman-teman yang lain. Saya tidak yakin juga kalau bukunya mau dibaca. Kalau dibaca pun juga pasti tidak paham sama sekali isinya karena situasinya sangat ribut dan menggangu. Jelas pasti tidak akan konsen mau ngimak apa isi bukunya.
lopo yang dipenuhi mahasiswa yang lagi tiduran dan keasyikan ngobrol - sumber : dokpri
"kenapa lopo tempat duduk yang seyogianya dibuat dengan tujuan utama sebagai tempat baca, ternyata tidak dipakai sebagai tempat baca. Minimalnya dipakai untuk hal-hal yang lebih berfaedah, misalnya kerja tugas, diskusi, dll, tapi hanya sebagai tempat ribut-ributan tidak jelas. Ya jelas pasti suaranya bisa menggangu orang di sekitar yang mungkin lagi baca buku di luar atau di dalam perpustakaan", saya membatin sejenak.
"Sudahlah, mungkin mereka lagi istirahat melepas lelah karena baru selesai kuliah", pikir saya dan langsung masuk ke dalam perpustakaan.
Sejujurnya saya jarang masuk dan membaca buku di dalam perpustakaan kampus. Biasanya saya bawa buku koleksi saya sendiri baru dibaca di lopo perpustakaan atau kantin (jika sepi).
Karena saya lupa bawa buku dan daya baterai gawainya juga hampir habis jadi saya mampir saja ke perpustakaan untuk baca-baca sebentar.
"Waduh...perpustakaan kok sepi sekali. Ketika masuk, yang saya lihat hanya pegawai-pegawainya saja. Tidak ada mahasiswa atau orang lain yang beridiri mencari buku di rak-rak buku atau duduk baca buku di tempat baca. Padahal ini kan perpustakaan universitas loh, bukan perpustakaan fakultas atau jurusan", tanya saya dalam hati dengan agak heran.
suasana dalam perpus di sekitaran rak-rak buku yang sepi - sumber : dokpri
ruang baca perpus yang nampak sepi tak berpenghuni - sumber : dokpri
Semoga saja perpustakaan ini sepi karena mahasiswa-mahasiwa lebih menghabiskan waktu membaca di perpustakaan fakultas, jurusan atau tempat lain. Tapi kalau seandainya tidak, berarti ada masalah yang cukup serius dengan mahasiswa itu sendiri, yang sebagaimana salah satu gaya hidup yang harus dilakukannya ialah membaca.
Mahasiswa seharusnya menjadi pejuang sejati yang selalu memperjuangkan budaya Literasi, salah satunya dengan selalu membaca buku.
Lihat Lyfe Selengkapnya