Mohon tunggu...
Taufiq Hidayat Syah
Taufiq Hidayat Syah Mohon Tunggu... -

Aku bukan siapa-siapa...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kita Dibodohkan PSSI atau FIFA ???

4 Maret 2011   17:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:04 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Masyarakat terkaget2 ketika Dubes RI di Swiss - Djoko Susilo mengungkapkan bahwa PSSI berikut Nurdin telah melakukan pembohongan publik bola indonesia dengan tidak pernah membeberkan surat dari FIFA tahun 2007.  Djoko mengatakan kebohongan yang dimaksud yaitu FIFA pada Juni 2007  lalu sebenarnya sudah melarang Nurdin menjadi Ketua Umum PSSI karena sudah pernah diputuskan bersalah oleh pengadilan dan dihukum. FIFA dalam suratnya ke PSSI juga meminta PSSI harus melakukan pemilihan ulang Ketua Umum PSSI.

Coba  kita simak  media release nya FIFA thn 2007

PRIORITY GIVEN TO PROTECTION OF FIFA PRINCIPLE AND MEMBERS

(FIFA.com) Monday 29 October 2007

Under the leadership of its new chairman, FIFA Vice-President Geoff Thompson (England), the FIFA Associations Committee yesterday (28 October) discussed a number of cases and reaffirmed its dedication to uphold the principles laid down in the FIFA Statutes as well as protect its member associations from both internal and external forces.

In his opening remarks, FIFA President Joseph S. Blatter praised the new chairman as being the perfect man to lead this important committee: "The Associations Committee is like a mini-congress of FIFA, as it is exclusively made up of association presidents," he said. "Having the vice-president representing the British associations, the motherland of the modern game, in the leadership role of protecting FIFA's members provides an excellent foundation for the future."

"We need to uphold our statutes for the protection of the game in countries that face difficulties, whether through internal strife or external governmental interference," said Mr Thompson. "We must be strong and we must be fair," he continued, "and with the support of my colleagues here, we will make a difference."

The primary focus of the meeting was to receive reports, discuss the many challenges facing FIFA's member associations around the world and decide upon the best steps forward to ensure progress in resolving the outstanding issues.

The following specific cases were discussed by the committee:


....................................
· Indonesia - FIFA sent a letter to the Football Association of Indonesia (PSSI) in June 2007 indicating that the association must reorganise elections, as the electoral process that took place on 20 April 2007 - the day after the ratification of the updated statutes - was not conducted in line with the timelines stipulated in the PSSI statutes. The committee ratified this decision and also decided that in accordance with the statutes, a person who has been convicted of a crime and is currently in prison would not be eligible to stand for election.


......................................

selengkapnya bisa dibaca di

http://www.fifa.com/aboutfifa/federation/releases/newsid=625074.html

***

Hal ini akan semakin menjadi aneh ketika mendengar pernyataan Thierry Regenass, perwakilan FIFA yang hadir pada MUNASLUB  PSSI di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Minggu 19/4/2009

"Munaslub ini hanya untuk mengesahkan pedoman dasar PSSI yang mengacu pada statuta FIFA. Setelah itu, FIFA masih memberi kesempatan kepada Nurdin Halid untuk tetap memimpin PSSI hingga 2011," kata Thieery ditemui wartawan usai menghadiri perayaan HUT PSSI tersebut.

Sayang, Thieery yang didampingi sekjen PSSI Nugraha Besoes enggan menjelaskan alasan FIFA memberikan pengakuan kepada Nurdin Halid, yang sudah dua kali tersangkut kasus korupsi dan harus mendekam di balik terali besi, untuk tetap memimpin PSSI.

Padahal sebelumnya, otoritas sepakbola dunia telah menghapus namanya di kepengurusan PSSI, sesuai yang tercantum dalam situs resmi FIFA. Tidak hanya itu, federasi sepakbola Asia (AFC) yang menjadi wakil FIFA di kawasan Asia pernah mengirimkan surat kepada PSSI, agar segera menggelar pergantian pengurus.

"Maaf, saya harus rapat dan cuma satu pertanyaan yang bisa saya jawab," tambahnya sembari meninggalkan kerumunan wartawan yang terlihat masih penasaran dan sebetulnya ingin melayangkan banyak pertanyaan.

(harian global, 21 april 2009)

***

Tadi sore ketika menonton JakTV, wartawan kompas Yesayas Oktavianus juga mengatakan keheranannya ketika Munaslub Ancol sangat sulit sekali untuk mengakses Thierry Regenass untuk diwawancarai,bahkan semenjak kedatangannya ke Indonesia, perwakilan FIFA tsb mendapat proteksi yg sangat kuat dari PSSI terhadap wartawan. " Padahal saya sudah mengincar sekali Regenass untuk menanyakan statuta FIFA thd Nurdin, tetapi sangat sulit sekali saya mewawancarai Regenass karena proteksi PSSI".

***

Jika demikian kejadiannya, adalah wajar ketika muncul pertanyaan kita, "Ada apa dengan FIFA ?"

Benarkah Indonesia tidaklah dianggap terlalu penting bagi FIFA, sehingga ketum yg melanggar statuta FIFA pun tetap "dilegalisir", karena dgn status "tidak pentingnya Indonesia" dimata FIFA ini dunia sepakbola ataupun media tidak akan pernah mengutak atik karena Indonesia bukan negara penting di jagad sepakbola dunia atau bahkan di tingkat ASEAN sekalipun.

Atau bisa juga pertanyaan kita ,"PSSI sudah menyembunyikan kebobrokannya didepan FIFA?"

Kalau PSSI menyembunyikan kebobrokannya didepan publik Indonesia sih sudah jamak di telinga dan dimata kita semua.

Yang terakhir,  pertanyaan kita adalah ," Jangan2 kita dibodohin sama kedua2nya ...PSSI dan FIFA...secara berjama'ah.

APAPUN PERTANYAAN KITA, JAWABANNYA TETAP ...REVOLUSI PSSI...,setujuuu ???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun