Mohon tunggu...
Toni Yoyo
Toni Yoyo Mohon Tunggu... Konsultan - Pekerja Profesional, Konsultan Manajemen dan Bisnis, Pembicara Publik, Trainer, Pengajar, Narasumber Radio dan TV, Penulis, Grafologis, dan Hipnoterapis

Toni Yoyo memiliki hampir 25 tahun pengalaman kerja di berbagai perusahaan besar. Menyelesaikan pendidikan S1 Teknologi Pangan, S2 Manajemen Keuangan, S2 Teknik Industri, dan S3 Manajemen Strategik dari berbagai universitas ternama di Indonesia, semuanya dengan predikat Cum Laude dan hampir selalu menjadi lulusan terbaik. Gelar sertifikasi profesi yang disandangnya adalah ELT (Essential Licensed Trainer), CPM® (Certified Professional Motivator), CPS® (Certified Public Speaker), CG (Certified Graphologist/Handwriting Analyst), dan C.Ht (Certified Hypnotherapist).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ada Baiknya Sesekali Ambil "Time Out"

21 Juni 2019   07:58 Diperbarui: 22 Juni 2019   21:10 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua pasangan tanpa kecuali memiliki perbedaan. Sesuai sifat alami yang dimiliki manusia, serukun-rukunnya dua orang yang berpasangan, akan ada beberapa perbedaan yang berpotensi menyebabkan perselisihan. 

Cara terbaik menghadapi perbedaan ini adalah sebanyak mungkin mengedepankan persamaan di antara keduanya sehingga perbedaan yang ada menjadi terlihat kecil dan tak berarti untuk diributkan. 

Jikalau perbedaan tetap mengemuka, cobalah untuk sedapat mungkin menyelesaikannya secara terbuka, cepat, dan tidak menyakitkan di antara keduanya.

Ketika perselisihan akibat perbedaan muncul, pertama-tama pertimbangkan apakah hal itu muncul pada saat dan tempat di mana masalahnya dapat diselesaikan secara produktif. Dalam banyak kasus, tempat umum bukanlah tempat ideal untuk menyelesaikan perselisihan pasangan. Begitu pula dalam pertemuan keluarga besar. 

Atau saat di mana anak-anak hadir. Setiap saat dan tempat yang berpotensi menambah masalah atau minimal tidak berkontribusi dalam penyelesaian masalah, sebaiknya dihindari.

Telinga-telinga lain dengan isi kepala lain, kadang kala malah bisa menambah kerumitan masalah. Tunda atau tahan dulu keinginan kuat untuk terus berkonfrontasi dengan pasangan. 

Selain itu, jika kita melihat bahwa emosi yang meningkat telah membuat situasi tidak memungkinkan untuk menyelesaikan masalah dengan akal sehat, mundurlah sejenak. Ambillah "time out". 

Bila perlu umumkan "gencatan senjata" secara terbuka kepada pasangan. "Time out" kita perlukan untuk menurunkan tekanan darah dan menyeimbangkan kembali kesadaran normal kita.

Saat merasa sudah lebih siap dan lalu kembali menghadapi masalah tersebut dengan pasangan, sepakatilah untuk berfokus hanya kepada satu masalah itu saja. 

Kesepakatan ini penting karena satu masalah dapat mudah merembet kepada masalah-masalah lainnya. Alokasikan waktu untuk menyuarakan pandangan dan ide mengenai penyelesaian yang baik menurut masing-masing.

Hindarilah berteriak karena semakin keras salah seorang berteriak, semakin kecil kemungkinan yang lain akan mendengarkan karena hatinya akan semakin tertutup. Hindari perkataan-perkataan yang bernuansa menyamaratakan, seperti "Kamu selalu .....", "Kamu tidak pernah ....", atau "Kamu pasti .....". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun