Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mie Ikan Habang, Hidangan dari Bintang

20 Mei 2024   06:34 Diperbarui: 20 Mei 2024   07:43 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kepala kau yang peyang!"

Mendengar celotehan warga yang beraneka ragam itu membuat hati geli mendengarnya. Dayang ikut tersenyum sambil membuatkan kopi buat para pelanggannya itu.

Lewat tengah hari, setelah menutup warungnya, Dayang kembali ke pondoknya yang sederhana. Betapa terkejutnya dia mendapatkan sesosok pemuda terbaring di dipannya. Sepertinya pemuda itu terluka dan pingsan. Dayang memberanikan diri mendekati pemuda itu. Saat tangan Dayang menyentuh badannya, sang pemuda terbangun dan memberontak. Dayang semakin panik dan ketakutan. Pemuda itu mengerang kesakitan dan akhirnya pingsan kembali.

"Siapa pemuda ini sebenarnya?" tanya Dayang dalam hati yang penuh keheranan.

Merasa iba akan kondisi sang pemuda yang malang itu, Dayang mencoba mengobati lukanya. Model pakaian yang dikenakan pemuda misterius itu sangat aneh. Bahannya keras dan kaku. Sarung tangan yang digunakan juga berbahan tidak lazim. Potongan rambutnya juga terlihat tidak biasa dengan pemuda kebanyakan di kampung itu.

Ternyata memang ada luka yang cukup dalam di dada sebelah kanannya.  Dayang membersihkan luka itu dengan hati-hati dan menaburkan obat serta kemudian membalutnya. Pemuda itu masih pingsan hingga beberapa hari.

Pada hari ketiga, pemuda itu baru siuman. Raut wajahnya pucat dan badannya masih lemah. Dayang agak lega melihatnya. Disuguhkannya bubur hangat untuk memulihkan tenaga sang pemuda itu. Pemuda itu hanya tersenyum seolah ingin berterima kasih kepada Dayang yang telah merawatnya.

Pemuda itu belum berbicara sepatah kata pun sejak sadar dari pingsannya.

"Siapakah Abang ini?"tanya Dayang. Namun pemuda itu kembali tersenyum tanpa menjawab apa-apa.

Dayang mengira pemuda itu bisu sehingga tidak bisa merespon pertanyaannya. Walaupun demikian, dayang terus mencoba berbincang-bincang dengannya. Sang pemuda mendengar setiap obrolan Dayang dengan seksama. Sorotan matanya tampak bersinar seolah antusias dan senang menyimak semua bahan celotehan Dayang.

"Nanti kalau sudah sembuh, aku buatkan makanan enak, ya. Sementara ini, makan bubur aja dulu," kata Dayang tanpa berharap dijawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun