"jadi? Kita pakai ide ini?"
"aku rasa iya, aku suka." Aku segera membuat beberapa corat-coret di buku tulisku, sementara dia hanya diam saja sambil minum. "kenapa kamu tidak menulis?" tanyaku.
"loh... kan aku udah ngasih ide, yang bikin kata-katanya ya kamu lah." Aku segera mengambil sebuah bantal sofa di dekatku dan melemparkannya gemas.
Sorenya hampir 70% tugas kami telah selesai, esainya telah kuketik rapi di laptop, dan bahan presentasi sudah dia rapikan di power point, kami hanya tinggal membagi tugas ketika melakukan presentasi. Tapi dia bilang sebaiknya dilanjutkan besok saja, tubuh pun harus diistirahatkan dengan mengganti kegiatan katanya. Aku setuju, itu artinya besok kami akan bertemu kembali, pikirku.
"ini apa?" dia menunjuk lingkaran batu bata di tengah-tengah sofa yang melingkar.
"itu tempat api unggun, jadi kalau malam hari, kita bisa menyalakan api disitu," jawabku.
"oh ya? Bagaimana kalau kita buat acara malam ini, kita ajak Rani dan Zahra."
"ide yang bagus, lalu kita bisa memanggang sesuatu, ayam misalnya. Kita pesta malam ini, biar aku hubungi mereka." Aku segera beranjak mengambil hp ku di kamar dan menelpon mereka berdua. Dan segera kembali ke halaman belakang. "kabar buruk, hanya Rani yang bisa datang, Zahra sedang pergi dengan pacarnya."
"tidak apa-apa, masih tetap seru kan?"
"iya sih... kalau begitu aku suruh Rani kesini segera deh."
"jangan.... Kita jemput saja dia, sekalian beli bahan-bahan untuk kita masak nanti malam."