"orang yang selalu ingin semua tugas dan nilainya sempurna." Jawabnya tertawa.
"coba kita pikirkan ide lain." Lalu kami saling melempar ide apapun yang terlintas dalam kepala, tapi tidak satupun membuatku tertarik. Hingga kami akhirnya kehabisan ide dan diam tenggelam dalam pikiran masing-masing, mencoba mengorek apapun yang tersisa dalam kepala. Tanpa kusadari, dia justru menatapku, dan ketika aku memergokinya, dia tersenyum. "apa yang kamu lakukan?"
"mencari ide kan?"
"dengan menatapku?"
"iya... dan aku rasa telah menemukan ide itu."
"dari menatapku? Apa coba?" aku penasaran.
"kamu sangat cantik." Jawabnya.
"ide apa ini? kamu hanya gombal."
"apakah cantik itu keuntungan atau kerugian?" lanjutnya.
"cantik tentu menguntungkan."
"pernahkah kamu berpikir, sebenarnya orang yang sangat cantik juga mendapat masalah karena kecantikannya."