"kenapa? Kau kan jadi dihukum, seharusnya kau menyesal kan?"Â
"coba berpikir seperti ini, jika aku tidak menghampirimu saat itu, jika aku tidak menutupi kesalahanmu. Mungkin aku tidak akan bisa makan malam bersama murid terpopuler di sekolah kan? Hal buruk bisa saja memberikan karunia."
"hooo...aku tak pernah terpikirkan hal semacam itu. Tapi, aku jadi berpikir, jangan-jangan semua itu sudah kau atur agar bisa makan malam bersamaku?"Â
"ah...kau pikir aku secerdas itu? Kau terlalu tinggi menilai diriku." aku hanya tersenyum. "tapi setelah dipikir-pikir, aku menyesal memberi saran kepadamu,lebih baik kau lampiaskan rasa stressmu dengan merokok saja deh, kalau perlu di sekolah lagi." Lanjutnya.
"eh...kenapa?"
"supaya aku bisa menyelamatkanmu lagi, dan bisa minta ditraktir makan malam lagi." Dia tersenyum lebar.
"dih....Apaan sih," aku tertawa, "btw, kenapa kau menutupi kesalahanku kemarin?"
"karena aku jatuh cinta padamu." Dia menatapku serius.
"apa?Bukankah kau bilang seminggu lalu kau tidak naksir dan tidak suka padaku?"
"ya..itu minggu lalu, tapi sekarang berbeda."
"oh...tapi tolong jangan salah mengerti, aku tidak sedang ingin berpacaran, dan aku setuju makan malam denganmu ini bukan lampu hijau untuk perasaanmu ya, aku hanya tidak ingin berhutang budi padamu." Aku tidak ingin memberikannya harapan palsu, karena aku memang tidak sedang ingin berpacaran.