Mohon tunggu...
Tongato
Tongato Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik dan peneliti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kontrak Pembelajaran, Aturan Emas Bersama

17 Juli 2024   20:05 Diperbarui: 17 Juli 2024   21:04 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Siswa (Dokpri)

Kontrak Pembelajaran, Aturan Emas Bersama

Awal tahun pelajaran guru membuat kontrak pembelajaran bersama para siswa di tiap kelas. Hal ini bertujuan untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran untuk satu tahun ke depan.

Kontrak pembelajaran merupakan kesepakatan bersama antara guru dan siswa. Isinya mengatur apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang untuk dilakukan dalam proses pembelajaran.

Agar kontrak pembelajaran dapat berjalan efektif, maka isinya harus hasil kesepakatan bersama guru dan siswa dengan berlandaskan disiplin. Disiplin dalam pembuatannya, disiplin dalam pelaksanaannya, dan disiplin dalam  menerapkan konsekuensinya.

Disiplin ini menurut Thomas Lickona dalam bukunya yang berjudul Character Matters merupakan titik masuk bagi pengembangan karakter. Yakni berupa adanya rasa hormat terhadap aturan, otoritas dan hak-hak orang lain.

Hal tersebut akan bisa berhasil bila dilakukan dengan mengubah sikap, cara berpikir dan merasa siswa dari dalam diri siswa sendiri. Untuk itu pelibatan secara intens dalam pembuatan kontrak pembelajaran merupakan aturan emas yang harus ditaati dan dilaksanakan guru dan siswa.

Caranya bagaimana agar hal tersebut dapat terlaksana? Ahli pengajaran karakter, Thomas Lickons dalam tulisan ini kita kutip 5 langkah yang dapat kita lakukan.

Pertama, berbagi agenda. Hal umum yang biasa terjadi dalam pembelajaran adalah guru menyampaikan materi, namun ada siswa yang mengabaikan atau punya agenda sendiri. Di sini ada agenda ganda.

Untuk mengatasinya, guru dapat mengajukan tiga pertanyaan kepada siswa dalam setiap awal pembelajaran: (1) Apa yang akan kita pelajari hari ini? (2) Mengapa penting bagi kita untuk mengetahuinya?, dan (3) Bagaimana kita akan mempelajarinya?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut  akan memberikan gambaran besar kepada siswa tentang hal yang akan dipelajari. Ini memberi jawaban terhadap pertanyaan, mengapa kita harus mempelajari?

Kedua, mempertahankan sikap bertanggung jawab siswa. Para siswa harus menyadari, memahami, dan melaksanakan disiplin bidang akademik dan nonakademik. Guru memastikan setiap penugasan harus diselesaikan dengan penuh tanggung jawab. Ketegasan guru menjadi syarat dalam pelaksanaannya.

Ketiga, mengajarkan prinsip-prinsip tanggung jawab. Upaya ini dapat dilakukan dengan menerapkan 5 prinsip tanggung jawab. Kelima prinsip itu dipasang di tempat strategis, tempat yang mudah dilihat, seperti dinding depan kelas.

Kelima prinsip tersebut, yaitu (1) Saya bertanggung jawab atas perilaku saya, (2) Saya bertanggung jawab atas pembelajaran saya, (3) Saya bertanggung jawab untuk memperlakukan semua orang dengan pertimbangan dan rasa hormat, (4) Saya bertangung jawab untuk memberikan kontribusi kepada kelas dan sekolah saya, dan (5) Saya bertanggung jawab atas lingkungan sekitar.

Keempat, mengajarkan aturan emas. Cara yang dapat dilakukan dalam mengajarkan aturan emas adalah dengan mengajukan dua pertanyaan. Pertama, tuliskan dua atau tiga cara tentang bagaimana kalian ini diperlakulann? Kedua, bagaimana cara Anda harus memperlakukan orang lain  di dalam ruangan ini?

Jawaban atas dua pertanyaan tersebut secara logis akan membawa siswa akan kesadaran bahwa apabila mereka ingin diperlakukan dengan adil dan rasa hormat, maka siswa harus memperlakukan teman-teman mereka dengan baik dan adil .

Kelima, berbagi rencana dengan orang tua. Ini penting karena orang tua  sekolah umumnya sangat terlibat dengan putra/putrinya, terutama sekolah dasar untuk kelas-kelas awal. Keterlibatan orang tua akan memberikan kontrubisi positif. Bahkan kolaborasi dalam memecahkan masalah yang ada.

Akhirnya, kontrak pembelajaran akan memberikan peran penting dalam pembelajaran. Siswa yang memahami dan terlibat dalam pembuatannya akan menjadi pondasi kolaborasi untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran untuk satu tahun ke depan.**

Semoga bermanfaat.

Kota Depok, 17 Juli 2024

Salam Kompasiana.

Tongato

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun