Aku mampu mendapat dukungan partai penguasa meskipun ada calon yang potensial dari partai bersangkutan. Tapi karena aku mempraktikkan cara-cara yang dipakai bunglon, maka cara itulah yang mengantarku hingga terpilih untuk kedua kalinya. Bahkan hingga sekarang menjadi gubernur dan akan memasuki periode kedua.
Orang dekat ini merupakan kepercayaan sang ketua umum partai. Aku kenal baik reputasinya sebagai penghubung orang-orang ring satu. Bukti telah banyak disampaikan dan aku sendiri telah menyaksikan sepak terjangnya.
Kami janjian di sebuah restoran.Sengaja aku datang lebih awal agar dapat melihat-lihat suasana. Banyak operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan lembaga antirasuah menjadikan aku lebih waspada. Bukan apa-apa, hanya perlu kehati-hatian saja. Meskipun banyak OTT, hal itu sama sekali tak berpengaruh bagiku. Ada tidaknya OTT sama saja.
Ibarat musim, untuk menjadi pemenang saat ini tetaplah dibutuhkan amunisi. Gejala umum yang menjadi praktik sehari-hari. OTT hanya menimpa orang-orang amatir yang lagi kena sial.
"Sauadara hanya butuh ketemu sekali lagi dengan saya," kata orang dekat itu. Aku menatapnya seperti anak kecil yang girang akan menerima uang jajan.
"Ketemu sekali lagi nama Saudara akan diumumkan ke publik sebagai calon yang didukung partai," lanjutnya.
Aku menyanggupi untuk pertemuan satu kali lagi itu. Syarat yang diminta aku persiapkan. Tanpa tranfer-transferan. Langsung cash di tempat.
.....
Ia datang dengan membawa surat keputusan partai yang aku minta. Surat yang berisi keputusan partainya dalam mendukungku menjadi calon gubernur periode kedua. Ini penting sebagai pijakan untuk langkah selanjutnya.
Setelah basa-basi sekedarnya yang tanpa makna, aku serahkan apa yang dia minta. Kontan. Dalam tas yang terbungkus rapi sesuai situasi dan kondisi. Dan dia serahkan pulan surat keputusan partai.
Sebagai orang yang telah puluhan tahun mengenal pergaulan politik dan lama pula berguru pada bunglon, aku dengan tenang menyerahkannya. Rupanya dia tak kalah tenangnya. Bahkan tampak sangat santun.