Mohon tunggu...
juliana tondang
juliana tondang Mohon Tunggu... -

Aku perempuan tak elok. penghalang binar matamu, tetapi aku tak sudi kau olok. Semoga kau tahu!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lunglai Ku Dikeheningan Malam

26 Februari 2018   22:48 Diperbarui: 27 Februari 2018   00:03 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat malam sahabatku terkasih.

Coretan ini terinspirasi ketika aku mendengarkan lagu All Of Me by John Legend.

 Coretan demi coretan huruf tanpa makna mengisi hari - hariku kini. Tatapan mataku hanya dapat paku dalam setiap goresannya. Aku terbelenggu dalam setiap alur cerita yang tertulis. Tanpa tetes airmata, sekalipun aku sedang menulis tentang beban kepiluan yang membuat hatiku terasa sakit. Mungkin airmataku telah kering. Tanpa tersenyum atau tertawa kecil, sekalipun aku sedang menulis cerita tentang pertemuan di antara kau dan aku, atau sedang menulis cerita  tentang kebahagiaanku. Mungkin saja senyum dan tawa kecil enggan menghiasi bibirku.

Kata perkata kutulis. Sesekali mengedit huruf yang dapat merusak kalimat yang sudah terbentuk. Kuhapus huruf yang tidak perlu diselipkan. Bahkan sekalipun huruf tersebut bisa menjadi jembatan antara makna yang terkandung. Aku melakukannya karena sifatku yang usil. Jemari ini selalu saja ingin bergera-gerak, tak jua mau letih. Selalu saja bermain-main di atas tuts-tuts handphoneku karena jemariku enggan merasakan penat yang mampir di hatiku.

Menarilah jemari di atas tuts-tuts yang terdiam

Lenggak-lenggokmu tak kan membuat tuts-tuts itu mengejekmu sekalipun gerakan gemulai jemarimu mulai kaku

Tiap kata tidak kurangkai dengan kata merayu atau kalimat dusta. Apa yang dibisikkan telingaku itu pula yang kutulis. Tanpa koma. Tanpa tanda tanya. Semua mengalir begitu saja. Sesekali tanda jeda menghentikan jemariku. Pada akhirnya tanda titik menutup tulisanku. Ah tidak..!! Tidak..!! Terkadang kututup dengan tanda seru. Terkadang pula kututup dengan tanda tanya yang bermakna berbeda dengan tanda tanya pada alur cerita sebelumnya.

Sekalipun cerita usang bersenandung di gendang telingaku dan gemanya memantul lewat huruf demi huruf, kadang terpaksa aku diam sejenak karena jemari ini tidak sanggup lagi memainkan geraknya

Cerita yang sebenarnya ingin kulupakan melintas-lintas saja di mataku. Begitu saja ia tertulis tanpa perduli betapa perih hatiku saat cerita itu kugores. Syair lagu kenangan mengiringi jemariku. Kudengarkan terus menerus tanpa bosan. Terbayang di pelupuk mataku bibir yang sedang melantunkan syair lagu itu. Aku tersenyum sendiri. Tertawa kecil sendiri. Gerakan tangannya seolah-olah gerakan tangan anak kecil yang sedang bernyanyi. Gerakan jemariku terhenti sebentar. Mungkin ini senyum dan tawa kecil mampir di bibirku setelah sekian lama senyum dan tawa kecil itu melanglang entah kemana. Aku bahagia karenanya, sekalipun senyum dan tawa kecilku hanya melintas-lintas di dalam hatiku saja. Walaupun aku tahu pemilik bibir dan kedua-belah tangan yang menari-nari itu hanya dapat kutatapi saja tanpa pernah dapat merengkuh anganku.

Tak apa... Hatiku lemah berbisik

Setidaknya aku masih dapat menikmati gemulai kedua belah-tangan itu dan aku menikmati gerakan bibirnya dalam setiap tulisanku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun