Apakah anda sedang merasakan salah satu dari dua hal ini, merasa belum kaya dan sedang terus berusaha keras untuk menjadi kaya atau sebaliknya hidup merasa stagnan, jalan di tempat atau bahkan sulit? Belum lama ini, kita dibuat tercengang dan kagum tatkala salah satu orang terkaya di dunia memiliki kekayaan senilai USD 85 miliar atau setara Rp1.062 triliun!Â
Dibandingkan dengan hal di atas, mari kita lihat betapa kayanya kita sebenarnya dengan apa yang kita miliki saat ini :
1. Sepasang mata menjadikan kita dapat melihat indahnya dunia, kita bisa menyaksikan wajah orang-orang yang kita sayangi seperti Ibu, ayah, anak2, keluarga, teman2. Apa jadinya bila mata kita buta. betapa kayanya kita, tuna netra ingin sekali dapat melihat dunia, mata kita tidak terhingga nilainya!
2. Hidung yang menjadikan kita dapat bernafas, dapat menghirup oksigen yang gratis sepuasnya, karenanya kita dapat hidup tanpa perlu alat bantu (ventilator) yang ongkos sewanya jutaan rupiah, hidung kita nilainya tidak terhingga!
3. Mulut dan lidah yang menjadikan kita fasih dalam berbicara dan berinteraksi, dapat mengecap enaknya berbagai rasa, nilainya juga tidak terhingga!
4. Sepasang telinga menjadikan kita dapat mendengarkan berbagai berita dan informasi, suara dan irama yang merdu, nilainya tidak terhingga!
5. Sepasang tangan dan kaki yang kita gunakan sehari-hari untuk beraktivitas, bekerja dan berkarya untuk mencari nafkah bagi keluarga, beribadah, beramal, nilainya tidak terhingga.
6. Dan yang paling tidak ternilai adalah ketika kita diberikan karunia akal dan iman/hati yang terkelola dengan baik, berintegritas dan jujur serta smart dalam berpikir, berucap, bersikap dan berbuat mudah menyerap dan menyampaikan kebaikan. Dan sebagai pelengkapnya adalah kebahagiaan ketika kita tidak berurusan dengan masalah hukum dan rumah sakit, memiliki keluarga dan pekerjaan serta lingkungan yang baik.Â
Kekayaan kita jauh lebih besar dari Rp.1.012 Triliun! Pantaskah kita selalu mengeluh kurang ini kurang itu  dan mengatakan diri kita miskin tidak punya apa2. Kita selalu mengindentikkan rezeki selalu dalam bentuk uang ataupun materi dan kita selalu menjadikan orang lain sebagai parameter kebahagiaan hidup kita....
Ada pepatah yang dapat menjadi renungan bagi kita semua dalam memaknai kaya yang hakiki, yaitu dalam urusan dunia sering2lah kita melihat ke "bawah" agar kita merasa cukup dan selalu bersyukur, sedangkan untuk urusan pahala akhirat (ilmu dan amal ibadah) marilah kita melihat ke "atas" agar kita terus termotivasi untuk meraih pahala kebaikan dan kesuksesan.