Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Penyakit Kronis di Tempat Kerja

4 Juli 2020   20:30 Diperbarui: 4 Juli 2020   20:32 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita seringkali terserang penyakit fisik, kegemukan, maag, migren, hipertensi, tifus, dll. Sebagian besar disebabkan antara lain oleh kurang olah raga, buruknya pola hidup dan pola makan/tidak teratur, mengkonsumsi makanan yang mengandung zat2 berbahaya seperti monosodium glutamate (MSG), kebiasaan merokok, terlalu lelah bekerja, stress, dll.

Kondisi tersebut di atas dapat diperparah, karena kita terpapar oleh radikal bebas yang tersebar di lingkungan kita berada, termasuk di tempat kerja akibat dari polusi udara, radiasi peralatan elektronik, HP, gadget, PC, dll yang sehari2 kita gunakan dalam beraktivitas. Itu semua dapat menyebabkan penyakit degenerative, seperti : kanker otak, stroke, serangan jantung, dll. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata, munculnya penyakit di trigger oleh bad habit atau kebiasaan hidup sehari2 yang tidak teratur atau unorganized life.

Selain penyakit fisik tadi, ada "penyakit" lain yang umum menyerang semua orang dan mudah sekali menular, terutama terjadi di lingkungan tempat kerja kita, dampaknya besar dan harus kita waspadai. Penyakit ini keliatannya sepele, tetapi bila tidak segera diobati, maka akan semakin parah /kronis dan dampak yang ditimbulkan tidak kecil bahkan bisa fatal. Sama dengan penyakit fisik, penyakit ini juga dipicu oleh faktor KEBIASAAN / Habit yang kurang baik di tempat kerja. Secara kebetulan, nama "penyakit kronis" ini hampir sama dengan penyakit kulit, yaitu Kadas, Kudis, Kurap, Kutil, dan Panu.

Namun dalam artikel ini, nama2 penyakit tersebut hanyalah istilah saja dan memiliki arti yang berbeda, bukan penyakit fisik secara harafiah. Istilah2 tersebut merupakan singkatan dari habit yang kontraproduktif. Kelima istilah tersebut adalah :

KADAS = Kurang Dasar dan Kurang Sadar. Artinya, diperlukan knowledge yang memadai agar kita senantiasa sadar bahwa setiap yang kita lakukan mengandung konsekuensi dan risiko!

KUDIS = Kurang Disiplin. Artinya, sebagian besar kerugian operasional muncul karena hal yang sederhana, faktor ketidakdisiplinan dalam mematuhi dan melaksanakan prosedur yang berlaku, ketidakdisiplinan waktu, dan lain-lain.

KURAP = Kurang Rapih. Artinya, seringkali kita bekerja tidak tuntas hingga pada proses akhir, yaitu dokumentasi yang terkelola dengan baik, rapih! Padahal dengan dokumentasi yang baik dan benar akan sangat membantu kita ketika ada pemeriksaan atau bahkan kasus.

KUTIL = Kurang Teliti. Artinya, kerugian operasional dan fraud seringkali terjadi karena faktor ketidaktelitian dalam melakukan verifikasi dan konfirmasi, kita sering terburu2, cara instant, dan menganut prinsip "Biasanya bisa..., biasanya ngga apa2, biasanya aman, biasanya bisa dipercaya..." dst yang semuanya hanya akan menimbulkan kesalahan, masalah, kerugian, dan penyesalan.

PANU = Pada Nurut (maaf...kepada klien / Yes man). Artinya, ketika memberikan pelayanan/nasabah kepada customer, kita sering lupa prosedur ... memberikan service secara berlebihan / Overservice, terlalu percaya kepada nasabah, dan sebaliknya, kepercayaan yang diberikan secara berlebihan oleh nasabah kepada kita (Overtrust) seolah menjadi "lantai yang licin" yang membuka peluang membuat kita mudah tergoda, tergelincir dan jatuh karena fraud!, karena "memanfaatkan" peluang (kepercayaan berlebihan dari nasabah tersebut), menyalahgunakan kepercayaan tersebut.

Ketika kita diperintah oleh atasan hendaknya kita mengerti mengapa kita mematuhi perintahnya dan dasar peraturannya.

Artikel ini ingin mengajak pembaca untuk memahami secara singkat mengenai risiko operasional, karakteristik sekaligus akibat yang ditimbulkannya. Uraian mengenai "penyakit habit" di atas adalah juga merupakan bagian dari risiko operasional yang erat kaitannya dengan faktor manusia / PEOPLE, yang merupakan salah satu penyebab UTAMA timbulnya risiko operasional. Tiga faktor lainnya adalah kelemahan proses internal, kelemahan system dan faktor2 eksternal.

Risiko Operasional men-trigger munculnya risiko lain

Bila melihat keempat faktor penyebab risiko operasional, maka bila dicermati lebih jauh... risiko operasional selalu ada & melekat! Pada semua aktivitas perusahaan, semua bisnis unit dan support unit. Risiko operasional merupakan trigger munculnya risiko-risiko lainnya sebagaimana beberapa contoh di bawah ini:

  • Ketika terjadi kesalahan dalam proses pemberian kredit, salah dalam pemilihan debitur (debitur nakal), salah dalam proses appraisal dan pengikatan jaminan, dll yang menyebabkan kredit bermasalah, risiko operasional karena faktor kelemahan internal proses dan people menyebabkan munculnya risiko kredit.
  • Ketika terjadi kesalahan dalam pelaporan dan keterlambatan pelaporan ke regulator, risiko operasional menimbulkan risiko kepatuhan bagi Bank.
  • Ketika terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain, miss-decision merupakan risiko operasional yang memicu timbulnya risiko strategic.
  • Ketika seorang dealer melakukan kesalahan dalam deal, salah menggunakan rate, dll risiko operasional memicu timbulnya risiko pasar.
  • Ketika terjadi fraud oleh oknum karyawan bank, maka kejadian tersebut merupakan risiko operasional yang mentrigger timbulnya risiko reputasi, dst.

Karakteristik dan Unik nya Risiko Operasional 

Berikut ini beberapa karakteristik dan keunikan risiko operasional, a.l. :

  • Tidak seperti jenis risiko lain, risiko operasional dapat terjadi dimana saja dan kapan saja (unpredictable).
  • Scope nya sangat luas dan kompleks, karena melekat di setiap aktivitas dan bisnis. Selalu terkait dengan risiko lainnya.
  • Belum ada formula khusus yang baku / standard untuk memperhitungkan dampak risiko operasional.
  • Sangat dipengaruhi oleh Faktor People, karena people sebagai yang membuat aturan, yang menjalankan, yang mengawasi, yang merubah sekaligus yang melanggar serta memanipulasi. Sangat erta kaitannya dengan Sifat dan Karakter manusia, khusus nya erat kaitannya dengan Integritas dan kedisiplinan serta tanggungjawab.
  • Gejalanya sangat "tricky" seolah terlihat kecil dan sering kurang diperhatikan bahkan diabaikan, biasanya baru diketahui/terungkap setelah melalui waktu yang cukup panjang dan dampaknya sudah parah.

Layaknya seperti Rayap dan Penyakit Kanker, risiko operasional menggerogoti secara perlahan dan baru diketahui setelah sudah parah, bahkan tiba2 mampu membuat perusahaan bangkrut seketika.

Seperti kayu yang dimakan rayap, sepintas terlihat masih kokoh ternyata didalamnya kropos. Demikian pula dengan tubuh kita bila terserang penyakit kanker, di awal belum terlihat, tetapi secara cepat sel2 kanker menggerogoti sel2 dan jaringan tubuh penderitanya setelah parah baru terlihat jelas dan sulit diobati.

Untuk itu, ada 3 hal penting sebagai contoh bila kita mengabaikan risiko operasional, yaitu :

  • Bila kita tidak disiplin melaporkan kerugian operasional secara periodic, artinya kita telah menanam BOM WAKTU yang siap meledak kapan saja, dan kita telah mentrigger "penyakit kanker" di perusahaan kita.

  • Bila kita tidak melakukan Risk & Control Self Assessment (RCSA) secara jujur dan transparan, maka kita harus siap dengan konsekuensi akan akan timbul, risiko2 yang semula kita anggap sepele dan tidak dilaporkan, perlahan akan menjadi besar / critical yang berdampak negative terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.
  •  
  • Bila kita tidak CARE/Peduli untuk melaporkan setiap potensi dan operational risk issue yang notabene merupakan Clue atau Symptoms risiko operasional atau gejala adanya sesuatu yang tidak proper,artinya kita harus siap menanggung segala konsekuensinya karena kita telah mengabaikannya.

Sebagian besar penyakit tentu ada obatnya, dan untuk mencegah dan meminimalisir risiko operasional dan fraud, yang disebabkan oleh penyakit habit tersebut di atas, maka perlu ada obat atau terapi nya, dibutuhkan niat dan kedisiplinan yang kuat untuk senantiasa WASPADA TERHADAP LIMA PENYAKIT  sebelum kronis, yang menjadi trigger munculnya risiko operasional sebagaimana uraian sebelumnya di atas, yaitu sbb :

KADAS (Kurang Dasar & Kurang Sadar), Obatnya : Tingkatkan Risk Awareness dan tingkatkan knowledge serta kompetensi diri secara periodic dengan mengikuti training2 Risk Awareness.

KUDIS (Kurang Disiplin), Obatnya : Tingkatkan terus Disiplin Diri, ada atau tidak ada yang mengawasi kita tetap dan harus bekerja dengan baik dan benar serta professional sesuai prosedur yang berlaku dan melaksanakan 5 Key basic Control (Dual Control, Verification, Confirmation, Approval & Escalation, Well Documentation) dengan baik dan benar serta disiplin!

KURAP (Kurang Rapih), Obatnya : Kita harus bekerja secara tuntas, komprehensif (end-to-end) sampai proses akhir, yaitu dokumentasi nya harus lengkap dan tertata rapih! Tingkatkan kerapihan dan kebersihan dalam bekerja. Dokumentasi yang baik akan sangat membantu kita ketika ada kasus atau pemeriksaan.

KUTIL (Kurang Teliti), Obatnya : Tingkatkan Ketelitian dan cermat dalam bekerja, jangan terburu2, jangan menganut prinsip biasanya atau prinsip kerja instant. Terburu2 hanya akan menimbulkan kesalahan, masalah, kerugian, dan penyesalan.

PANU (Pada nurut) , (Yes man). Obatnya : Jangan Overservice kepada Nasabah dan sebaliknya hati2 bila nasabah Overtrust kepada kita...mungkin ada maksud2 tertentu...tetaplah berhati2 dan focus pada prosedur. Service Excellent is a Must, Trust but VERIFY!

"JANGAN MEMBENARKAN KEBIASAAN...TETAPI BIASAKANLAH BEKERJA DENGAN BENAR..." 

"Kita tidak dapat menghindari apa yang tidak kita lihat. Mengabaikan risiko operasional akan menghasilkan masalah & kerugian". 

Speak up! Jangan biarkan "penyakir kronis" tersebut  dan cegah Fraud dan hal2 yang dapat merugikan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun