Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Penyakit Kronis di Tempat Kerja

4 Juli 2020   20:30 Diperbarui: 4 Juli 2020   20:32 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Risiko Operasional men-trigger munculnya risiko lain

Bila melihat keempat faktor penyebab risiko operasional, maka bila dicermati lebih jauh... risiko operasional selalu ada & melekat! Pada semua aktivitas perusahaan, semua bisnis unit dan support unit. Risiko operasional merupakan trigger munculnya risiko-risiko lainnya sebagaimana beberapa contoh di bawah ini:

  • Ketika terjadi kesalahan dalam proses pemberian kredit, salah dalam pemilihan debitur (debitur nakal), salah dalam proses appraisal dan pengikatan jaminan, dll yang menyebabkan kredit bermasalah, risiko operasional karena faktor kelemahan internal proses dan people menyebabkan munculnya risiko kredit.
  • Ketika terjadi kesalahan dalam pelaporan dan keterlambatan pelaporan ke regulator, risiko operasional menimbulkan risiko kepatuhan bagi Bank.
  • Ketika terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain, miss-decision merupakan risiko operasional yang memicu timbulnya risiko strategic.
  • Ketika seorang dealer melakukan kesalahan dalam deal, salah menggunakan rate, dll risiko operasional memicu timbulnya risiko pasar.
  • Ketika terjadi fraud oleh oknum karyawan bank, maka kejadian tersebut merupakan risiko operasional yang mentrigger timbulnya risiko reputasi, dst.

Karakteristik dan Unik nya Risiko Operasional 

Berikut ini beberapa karakteristik dan keunikan risiko operasional, a.l. :

  • Tidak seperti jenis risiko lain, risiko operasional dapat terjadi dimana saja dan kapan saja (unpredictable).
  • Scope nya sangat luas dan kompleks, karena melekat di setiap aktivitas dan bisnis. Selalu terkait dengan risiko lainnya.
  • Belum ada formula khusus yang baku / standard untuk memperhitungkan dampak risiko operasional.
  • Sangat dipengaruhi oleh Faktor People, karena people sebagai yang membuat aturan, yang menjalankan, yang mengawasi, yang merubah sekaligus yang melanggar serta memanipulasi. Sangat erta kaitannya dengan Sifat dan Karakter manusia, khusus nya erat kaitannya dengan Integritas dan kedisiplinan serta tanggungjawab.
  • Gejalanya sangat "tricky" seolah terlihat kecil dan sering kurang diperhatikan bahkan diabaikan, biasanya baru diketahui/terungkap setelah melalui waktu yang cukup panjang dan dampaknya sudah parah.

Layaknya seperti Rayap dan Penyakit Kanker, risiko operasional menggerogoti secara perlahan dan baru diketahui setelah sudah parah, bahkan tiba2 mampu membuat perusahaan bangkrut seketika.

Seperti kayu yang dimakan rayap, sepintas terlihat masih kokoh ternyata didalamnya kropos. Demikian pula dengan tubuh kita bila terserang penyakit kanker, di awal belum terlihat, tetapi secara cepat sel2 kanker menggerogoti sel2 dan jaringan tubuh penderitanya setelah parah baru terlihat jelas dan sulit diobati.

Untuk itu, ada 3 hal penting sebagai contoh bila kita mengabaikan risiko operasional, yaitu :

  • Bila kita tidak disiplin melaporkan kerugian operasional secara periodic, artinya kita telah menanam BOM WAKTU yang siap meledak kapan saja, dan kita telah mentrigger "penyakit kanker" di perusahaan kita.

  • Bila kita tidak melakukan Risk & Control Self Assessment (RCSA) secara jujur dan transparan, maka kita harus siap dengan konsekuensi akan akan timbul, risiko2 yang semula kita anggap sepele dan tidak dilaporkan, perlahan akan menjadi besar / critical yang berdampak negative terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.
  •  
  • Bila kita tidak CARE/Peduli untuk melaporkan setiap potensi dan operational risk issue yang notabene merupakan Clue atau Symptoms risiko operasional atau gejala adanya sesuatu yang tidak proper,artinya kita harus siap menanggung segala konsekuensinya karena kita telah mengabaikannya.

Sebagian besar penyakit tentu ada obatnya, dan untuk mencegah dan meminimalisir risiko operasional dan fraud, yang disebabkan oleh penyakit habit tersebut di atas, maka perlu ada obat atau terapi nya, dibutuhkan niat dan kedisiplinan yang kuat untuk senantiasa WASPADA TERHADAP LIMA PENYAKIT  sebelum kronis, yang menjadi trigger munculnya risiko operasional sebagaimana uraian sebelumnya di atas, yaitu sbb :

KADAS (Kurang Dasar & Kurang Sadar), Obatnya : Tingkatkan Risk Awareness dan tingkatkan knowledge serta kompetensi diri secara periodic dengan mengikuti training2 Risk Awareness.

KUDIS (Kurang Disiplin), Obatnya : Tingkatkan terus Disiplin Diri, ada atau tidak ada yang mengawasi kita tetap dan harus bekerja dengan baik dan benar serta professional sesuai prosedur yang berlaku dan melaksanakan 5 Key basic Control (Dual Control, Verification, Confirmation, Approval & Escalation, Well Documentation) dengan baik dan benar serta disiplin!

KURAP (Kurang Rapih), Obatnya : Kita harus bekerja secara tuntas, komprehensif (end-to-end) sampai proses akhir, yaitu dokumentasi nya harus lengkap dan tertata rapih! Tingkatkan kerapihan dan kebersihan dalam bekerja. Dokumentasi yang baik akan sangat membantu kita ketika ada kasus atau pemeriksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun