Selain itu perlu kita waspadai pula, bahwa pola pikir Aji Mumpung ini seperti wabah penyakit yang mudah sekali menular kepada orang lain... orang yang tadinya berkarakter baik dapat terpengaruh dan terseret oleh lingkungannya yang didalamnya terdapat sekelompok orang yang menganut prinsip yang sama! karena di"kompori"/dipengaruhi, diberi angan2 hasilnya bisa segera dinikmati bersama, tidak akan ketahuan, dan kalaupun ketahuan ya ditanggung sama2..? Dan tragisnya ternyata ketahuan! semua pelakunya harus menanggung konsekuensi / akibatnya. Â
Baca juga : Jangan Jadi "AJI Mumpung"
Untuk itu istilah Aji Mumpung tadi hendaknya harus dilihat secara positif ditempatkan sesuai porsinya dan dilakukan pada timing yang tepat agar berdampak positif pada diri dan lingkungan dimana kita berada.
Artikel ini mudah2an dapat digunakan sebagai media introspeksi dan reminder untuk kita bersama agar tidak menggunakan prinsip Aji Mumpung secara negative, tetapi harus sebaliknya. Ini semua untuk mendukung upaya meminimalisir risiko operasional yang disebabkan oleh Fraud.
Prinsip, pola pikir dan pola tindak Aji Mumpung pada dasarnya akan membentuk karakter dan mentalitas negatif pula pada diri seseorang!Â
Stop & hindari prinsip Aji Mumpung! ia bisikan yang akan membuat kita "miskin papa" (miskin mental, papa = Panjang Angan2 sehingga Pendek Akal).Â
Aji mumpung membuat urusan kita tidak rampung2, masalah yang ditimbulkanpun akan semakin menggunung dan akibatnya bisnis pun tidak untung...
Mari kita lakukan segala sesuatunya yang terbaik sesuai dengan tatanan, etika, dan aturan/rules yang berlaku, JUJUR berlandaskan Akhlak Budi Pekerti dan Integritas yang kokoh. Bukan sekedar kata-kata indah, tetapi BUKTIKAN dengan tindakan nyata.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H