Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingat Tiga Tempat

22 Juni 2020   18:36 Diperbarui: 22 Juni 2020   18:34 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada tiga tempat yang perlu kita ingat agar senantiasa hati-hati dalam menjalani hidup, yaitu : Penjara, Rumah Sakit, dan Pemakaman.

"Boleh saya minta informasi berapa total biaya pengobatan orang tua saya sampai hari ini, mbak?"

"Baik pak, mohon ditunggu sebentar ya, kami akan siapkan. Silahkan pak, jadi total biaya pengobatan orang tua bapak seluruhnya kurang lebih 700 juta rupiah."

"Waah...besar sekali ya, Mbak."

"Benar Pak, itu sudah termasuk keringanan yang diberikan oleh manajemen rumah sakit, Pak." 

Termenung sejenak..."Ya Tuhan bagaimana untuk membayar biaya sebesar ini? apakah ada yang ingin ditanyakan Pak? "Oh, baik mbak segera kami transfer bertahap ya untuk pembayarannya..."besar sekali ya pa biayanya sejak oma koma selama 3 bulan di ICU.... betapa berharganya bila kita sehat ya, nak. 

Nikmat sehat itu harus selalu kita syukuri nak. Selagi kita sehat maka manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya ya. Hati, pikiran dan badan kita tentu harus dijaga dengan baik, lho. Betapa beratnya musibahpun kita harus siap menerimanya sebagaimana ketika kita menerima anugerah dari Tuhan, nak. 

Pada kisah yang lain, ternyata menjaga dan membawa diri itu tidak mudah ya pa. Bila membaca berita kasus-kasus korupsi yang menjerat banyak orang-orang penting dan berpendidikan tinggi rasanya memprihatinkan ya. Bagaimana negeri ini akan maju bila mentalitas korupsi terus seperti ini ya nak. Rasanya sia-sia ya orang tua kita menyekolahkan kita tinggi-tinggi bila akhirnya hanya untuk menjadi penghuni jeruji besi. 

Betapa sedih dan malunya orang tua kita yang sudah susah payah berusaha untuk menghidupi dan menyekolahkan anaknya, nak. Iya pa. Jaga diri dan bawa diri baik-baik ya, nak. Baik pa. ujar si anak sambil mengangguk kepada ayahnya. 

Pada kisah yang lain lagi, ketika selesai berziarah kubur di sebuah pemakaman. Itu makamnya siapa pa, besar dan bagus ya? Oh itu, makamnya Bung Hatta, makam Proklamator negara kita. Alm Bung Hatta itu orang pintar, berprinsip dan negarawan hebat,nak.

Walaupun orangnya sudah tidak ada (meninggal) bertahun-tahun lalu namun namanya harum, selalu terdengar dan disebut-sebut orang karena jasa-jasa dan kebaikan-kebaikan serta manfaat yang diberikan selama alm hidup. Pahala nya terus mengalir. Hendaknya kitapun demikian nak. 

Hidup yang hanya sekali dan sebentar ini hendaknya bermakna dan bermanfaat bagi banyak orang. Banyak orang lupa mengenai makam sebagai rumah masa depan nya. 

Demikian pula berkumpul dengan orang2 yang kita cintai, keluarga, sahabat, pergi berlibur, makan minum di restoran, berbelanja di mall, mendengarkan musik, asyik bergadget, menonton televisi dan film/pertunjukan telah membuat kita lupa dengan hal yang satu itu. 

Suka tidak suka saat itu (kematian) pasti datang menghampiri kita bahkan bukan suatu hal yang mustahil datangnya mendadak dan tanpa konfirmasi...on time dan tidak menunggu kita siap atau tidak.

Memang ingat akan hal tersebut merupakan hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang,nak, sehingga topik pembicaraan tentang hal yang satu ini sering dihindari orang sehingga ia paling sering dilupakan, tetapi sayangnya tidak satu orang pun bisa menghindar darinya... 

Rumah sakit hendaknya menjadi reminder agar kita menjaga amanat sehat dan memanfatkan waktu yang diberikan Tuhan dengan hidup sehat, giat dan selalu bersyukur. 

Reminder berikutnya adalah Penjara, mengingatkan kita agar hati-hati dalam melangkah dan mengendalikan diri bila tidak ingin masa depan kita berakhir sia-sia di penjara. 

Dan reminder ketiga adalah Pemakaman, reminder bagi kita bahwa semuanya berbatas dan ia adalah pemutus segala kenikmatan dan akhir perjalanan hidup kita di dunia...tidak satu rupiahpun dan tidak sebutir pasirpun kita bawa. 

Ketika ambisi dan idealisme kita demikian tinggi, ketika langkah kita terlalu cepat demikian bersemangat menggebu-gebu untuk meraih dan mewujudkan cita-cita dan harapan, hendaknya kita tetap dapat mengendalikan diri dan ingat selalu Rumah sakit, Penjara, dan Pemakaman niscaya ketiga tempat itu akan menjadi " rem" yang efektif agar kita tidak tergelincir, jatuh dan hancur. 

Sabar dalam berikhtiar dan selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki, menjaga kesehatan jiwa dan raga dengan baik, hidup secukupnya tidak tamak dan tidak serakah, selalu menebar kebaikan, dan tetap rendah hati akan membuat hati kita lapang dan hidup tenang...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun