Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingat Tiga Tempat

22 Juni 2020   18:36 Diperbarui: 22 Juni 2020   18:34 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup yang hanya sekali dan sebentar ini hendaknya bermakna dan bermanfaat bagi banyak orang. Banyak orang lupa mengenai makam sebagai rumah masa depan nya. 

Demikian pula berkumpul dengan orang2 yang kita cintai, keluarga, sahabat, pergi berlibur, makan minum di restoran, berbelanja di mall, mendengarkan musik, asyik bergadget, menonton televisi dan film/pertunjukan telah membuat kita lupa dengan hal yang satu itu. 

Suka tidak suka saat itu (kematian) pasti datang menghampiri kita bahkan bukan suatu hal yang mustahil datangnya mendadak dan tanpa konfirmasi...on time dan tidak menunggu kita siap atau tidak.

Memang ingat akan hal tersebut merupakan hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang,nak, sehingga topik pembicaraan tentang hal yang satu ini sering dihindari orang sehingga ia paling sering dilupakan, tetapi sayangnya tidak satu orang pun bisa menghindar darinya... 

Rumah sakit hendaknya menjadi reminder agar kita menjaga amanat sehat dan memanfatkan waktu yang diberikan Tuhan dengan hidup sehat, giat dan selalu bersyukur. 

Reminder berikutnya adalah Penjara, mengingatkan kita agar hati-hati dalam melangkah dan mengendalikan diri bila tidak ingin masa depan kita berakhir sia-sia di penjara. 

Dan reminder ketiga adalah Pemakaman, reminder bagi kita bahwa semuanya berbatas dan ia adalah pemutus segala kenikmatan dan akhir perjalanan hidup kita di dunia...tidak satu rupiahpun dan tidak sebutir pasirpun kita bawa. 

Ketika ambisi dan idealisme kita demikian tinggi, ketika langkah kita terlalu cepat demikian bersemangat menggebu-gebu untuk meraih dan mewujudkan cita-cita dan harapan, hendaknya kita tetap dapat mengendalikan diri dan ingat selalu Rumah sakit, Penjara, dan Pemakaman niscaya ketiga tempat itu akan menjadi " rem" yang efektif agar kita tidak tergelincir, jatuh dan hancur. 

Sabar dalam berikhtiar dan selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki, menjaga kesehatan jiwa dan raga dengan baik, hidup secukupnya tidak tamak dan tidak serakah, selalu menebar kebaikan, dan tetap rendah hati akan membuat hati kita lapang dan hidup tenang...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun