Mohon tunggu...
Tommy Setiawan
Tommy Setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Hanya pembaca dan pemerhati. Bukan penulis. Tapi kadang-kadang menuangkan pikiran atau ide atau perasaan yang bergejolak.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok dan Donald Trump

7 Maret 2016   15:09 Diperbarui: 7 Maret 2016   18:10 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang kita melihat Donald Trump. Dia sedang berjuang untuk menjadi seorang presiden Amerika Serikat, negara adidaya! Kita semua bisa melihat bagaimana sepak terjang seorang Donald Trump dalam kampanyenya. Dia mendiskreditkan umat Muslim Amerika. Dia pernah mengatakan bahwa jika dia nanti terpilih menjadi presiden, ia akan melarang umat Muslim di dunia untuk memasuki negara Amerika. Sebuah pernyataan gila!

Pernyataan tersebut mengundang reaksi keras umat Islam dunia. Bahkan di negaranya sendiri, yang mayoritas bukan Muslim, Trump dikecam. Bahkan dikabarkan para artis Amerika akan hijrah ke Kanada jika Donald terpilih menjadi presiden. Sungguh sebuah ironi dari sebuah negara adidaya, hanya pernyataan SARA seorang calon presiden, dunia mengecam. Saya tidak bisa membayangkan jika itu dilakukan di Indonesia. Nama Donald Trump mungkin tinggal kenangan. Untungnya itu di Amerika!

Yang menjadi luar biasa adalah, sejumlah survey di Amerika Serikat sana memprediksikan Donald Trump akan memenangi pertarungan kursi presiden, mengalahkan Hillary Clinton, saingan terberatnya. Ironis. Pelaku SARA malah diprediksi menang. Mengapa? Di Amerika sana, isu SARA tidak berlaku secara umum, artinya yang tersinggung dengan isu SARA hanya segelintir yaitu mereka yang terkait dengan unsur A (Agama), bukan yang lain. 

Dalam hal ini adalah umat Islam, minoritas di Amerika Serikat. Dan negara Amerika Serikat sendiri tidak begitu peduli dengan masalah agama. Mereka bebas memeluk agama apa pun, tak beragama pun tak apa-apa, karena itu urusan pribadi manusia dengan Tuhannya, negara tidak ada urusan.

Ahok dan Trump. Beda orang, beda negara, beda cara. Persamaannya, Ahok dan Trump sama-sama mencalonkan diri menjadi pemimpin di wilayahnya. Ahok menjadi korban isu SARA, sedangkan Trump adalah pelaku isu SARA. Ahok yang bukan seorang Muslim, bekerja untuk kesejahteraan kota dan warga yang mayoritas Muslim. Donald Trump, (saya tidak agamanya apa dan tidak mau tahu agamanya karena bukan urusan saya), hidup dan tinggal di negara yang mayoritas bukan Muslim, seorang pengusaha besar dan banyak uang, sedang berjuang untuk menjadi pemimpin dunia.

Siapa yang diuntungkan? Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Dan itu tergantung dari kecerdasan kita masing-masing dalam menangkap isu yang berkembang.

Jadilah manusia cerdas bukan manusia cadas alias keras kepala!

Sumber gambar :

Donald Trump: https://id.wikipedia.org/wiki/Donald_Trump

Ahok: https://id.wikipedia.org/wiki/Basuki_Tjahaja_Purnama

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun