Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Benteng Pendem Van Den Bosch Ngawi, Setiap Sudutnya Instagenic

2 Desember 2018   12:52 Diperbarui: 2 Desember 2018   23:46 1661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngawi? Ngapain di sana? Begitu yang terlintas dalam pikiran saya ketika akan berkunjung ke salah satu Kabupaten di Jawa Timur ini. Ngawi merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Saya memang ke Ngawi dalam rangka sebuah acara workshop BUMDes dan Sosialisasi OJK. Tapi selesai itu ada wisata apa di Ngawi?

Saya tiba di Ngawi dengan bus carteran. Saya tiba sekitar jam 09.00 WIB. Harusnya memang lebih cepat. Namun kemacetan di Alas Roban, Jawa Tengah, membuat kami terlambat tiga jam lebih dari perkiraan waktu.

Sampai di Ngawi, saya harus menyelesaikan tugas utama  saya, saya masih mencari wisata apa di Kota Ngawi. Kemudian saya menemukan lewat pencarian, Benteng Pendem Van Den Bosch. 

Wah! Benteng! Menarik nih!

Karena hari sudah petang, dan sudah tidak bisa berkunjung ke Benteng Pendem, saya dan teman-teman inovator 4.0 memilih ke Madiun untuk Kulineran. Masih ada hari esok untuk berkunjung.

Setelah beristirahat semalam di Ngawi, akhirnya saatnya berwisata ke Benteng Pendem ini. Oh iya, bicara soal Benteng Pendem, saya teringat nama Benteng Pendem yang juga berada di Cilacap Jawa Tengah.

Mengapa disebut dengan Benteng Pendem, ternyata karena bentengnya sudah "terpendam" oleh tanah. Saya pun membayangkan benteng di Ngawi ini terpendam, seperti yang di Cilacap.

Lokasi Benteng Pendem Ngawi ini, letaknya tidak berjauhan dengan Alun-alun Kota Ngawi. Berada di Belakang Alun-alun, dengan jarak tidak lebih dari satu kilometer.

Untuk masuk Benteng Pendem ini, kita cukup membayar Rp 5.000 saja. Sangat murah bukan? Saya pun kaget. Gimana biaya perawatannya kalau tiket masuk saja hanya  Rp 5.000.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Masuk ke Kompleks Benteng Pendem, kita akan mendapatkan jalan yang lebar lengkap dengan jalur pedestrian. Jalur Pedestrian sudah dilengkapi dengan guide block untuk penyandang disabilitas. Ini sebuah terobosan bagi saya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Yang pertama ditemui di kompleks benteng Pendem ini adalah Taman Labirin. Ternyata, saya menemukan taman Labirin ke-2 setelah Taman Labirin Malang, sekarang ada taman labirin di Ngawi juga.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Taman Labirin di kompleks Benteng Pendem ini, sayangnya kurang terawat. Jadi wisatawan kurang begitu tertarik untuk tersesat di taman labirin ini. Tanaman tidak dipangkas sehingga memberikan kesan "berantakan".

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Selain itu juga tidak ada menara seperti taman labirin malang. Jadi kita tidak bisa melihat taman labirin dari atas, kecuali mengambil foto dengan menerbangkan drone. Sayang sekali ya.

Dari taman labirin, berjalan kaki ke Benteng Pendem tidak jauh. Mungkin 200an meter saja. Ada bangunan tua yang sudah hampir rusak sebelum sampai ke bagian utama benteng.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sampai di bagian depan benteng, kesan benteng langsung hilang. Ini mungkin semacam kantor tentara dalam pandangan saya. Kalau benteng biasanya ada pagar keliling yang tebal. Tapi ini tidak ada.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Gedung lebih berkesan seperti kantor karena banyak jendela. Tapi di gerbang, ada semacam katrol untuk buka tutup gerbang. Katrol ini dari besi tapi terawat dan tidak berkarat walaupun dinding gedung ini sudah tidak terawat.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Masuk ke dalam benteng, saya langsung terperangah. Megah sekali gedungnya, walaupun hanya sisa-sisanya saja. Benteng ini ternyata sangat luas. Mungkin lebih dari 2 hektare. Di bagian tengah ketika masuk, saya melihat sebuah gedung.

Gedung ini kalau dilihat ada pilar-pilar seperti Istana Merdeka dan Istana Mini di Banda Neira. Ini gedung disebut dengan Mako Van Den Bosch. Tapi mungkin ini adalah gedung utamanya jaman penjajahan Belanda.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saya pun berkeliling. Kompleks benteng ini banyak gedung dengan jendela khas bangunan Belanda. Bahkan salah satu atau mungkin lebih dari benteng Pendem ini, terlihat seperti Colosseum di Roma, Italia.

Setiap sudut setiap tempat di Benteng Pendem ini, lokasinya sangat instagenic, atau layak untuk diunggah di instagram. Selain itu juga sangat indah untuk menjadi lokasi prewedding atau foto-foto.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Yang unik lagi, salah satu tembok dari Benteng Pendem ini ditumbuhi pohon, lengkap dengan akarnya yang besar menempel di dinding dan tembus ke tanah.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Berkeliling Benteng Pendem ini, dan berfoto-foto butuh waktu sampai satu jam. Kalau kita ingin lebih lama lagi, bisa saja. Tapi kalau sekedar melihat-lihat saja, dan berfoto, cukup dalam waktu satu jam saja.

Di Bagian tengah Benteng ini, terlihat hamparan rumput yang menghijau. Sayangnya saja, tidak merata. Kalau merata lagi, bagi saya akan lebih indah lagi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sejumlah sudut di benteng ini juga ada yang "pengap" dan mengeluarkan bau tidak sedap. Harus menutup hidung. Untungnya bau ini tidak muncul di setiap sudut. Hanya ada di satu tempat saja.

Akhirnya saya harus mengakhiri kunjungan saya ini. Bersama dengan relawan inovator 4.0 saya harus kembali ke Jakarta. Harapan saya, semoga benteng ini terawat sehingga masih bisa dinikmati.

Kalau sedang ke Ngawi, atau melintas di Ngawi, tak ada salah mampir ke sini. Dengan kehadiran tol dari Sragen, dan sudah bisa dari Solo, tidak butuh waktu lama untuk ke Ngawi. Bisa dalam waktu kurang dari satu jam, dari Solo. 

Ke Ngawi yuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun