Yang pertama ditemui di kompleks benteng Pendem ini adalah Taman Labirin. Ternyata, saya menemukan taman Labirin ke-2 setelah Taman Labirin Malang, sekarang ada taman labirin di Ngawi juga.
Taman Labirin di kompleks Benteng Pendem ini, sayangnya kurang terawat. Jadi wisatawan kurang begitu tertarik untuk tersesat di taman labirin ini. Tanaman tidak dipangkas sehingga memberikan kesan "berantakan".
Selain itu juga tidak ada menara seperti taman labirin malang. Jadi kita tidak bisa melihat taman labirin dari atas, kecuali mengambil foto dengan menerbangkan drone. Sayang sekali ya.
Dari taman labirin, berjalan kaki ke Benteng Pendem tidak jauh. Mungkin 200an meter saja. Ada bangunan tua yang sudah hampir rusak sebelum sampai ke bagian utama benteng.
Sampai di bagian depan benteng, kesan benteng langsung hilang. Ini mungkin semacam kantor tentara dalam pandangan saya. Kalau benteng biasanya ada pagar keliling yang tebal. Tapi ini tidak ada.
Gedung lebih berkesan seperti kantor karena banyak jendela. Tapi di gerbang, ada semacam katrol untuk buka tutup gerbang. Katrol ini dari besi tapi terawat dan tidak berkarat walaupun dinding gedung ini sudah tidak terawat.
Masuk ke dalam benteng, saya langsung terperangah. Megah sekali gedungnya, walaupun hanya sisa-sisanya saja. Benteng ini ternyata sangat luas. Mungkin lebih dari 2 hektare. Di bagian tengah ketika masuk, saya melihat sebuah gedung.
Gedung ini kalau dilihat ada pilar-pilar seperti Istana Merdeka dan Istana Mini di Banda Neira. Ini gedung disebut dengan Mako Van Den Bosch. Tapi mungkin ini adalah gedung utamanya jaman penjajahan Belanda.
Saya pun berkeliling. Kompleks benteng ini banyak gedung dengan jendela khas bangunan Belanda. Bahkan salah satu atau mungkin lebih dari benteng Pendem ini, terlihat seperti Colosseum di Roma, Italia.
Setiap sudut setiap tempat di Benteng Pendem ini, lokasinya sangat instagenic, atau layak untuk diunggah di instagram. Selain itu juga sangat indah untuk menjadi lokasi prewedding atau foto-foto.
Lihat Travel Story Selengkapnya