Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Pertamina "All Out" Mengamankan Pasokan BBM di Sulawesi Tengah

18 Oktober 2018   14:08 Diperbarui: 26 Oktober 2018   14:34 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumat terakhir di Bulan September 2018, tepatnya 28 September 2018 Indonesia kembali dirundung duka. Sulawesi Tengah, dilanda gempa dan tsunami.

Tiga wilayah, Ibu Kota Sulawesi Tengah yaitu Palu, dan wilayah lain seperti Donggala dan Sigi terdampak bencana. Kota Palu yang paling terdampak karena ada tsunami.

Data terakhir menyebut, jumlah korban yang meninggal akibat bencana ini, angkanya menyentuh lebih dari 2000 orang, belum lagi yang hilang. Yang mengungsi juga tidak main-main angkanya. Mencapai lebih dari 70 ribu orang.

Dibalik peristiwa atau bencana ini, ada sebuah fakta yang sangat menarik yang saya ketahui melalui sebuah event dari Kompasiana bernama Kompasiana Nangkring bersama dengan Pertamina, yang bertajuk Energi untuk Sulawesi Tengah.

Jujur saja, sebagai kompasianer yang sudah terdaftar sejak 10 tahun lalu, baru kali ini saya datang ke event Kompasiana. Di acara ini hadir lebih dari 50 kompasianer.

Di event ini, melalui External Communication Manager Arya Dwi Paramita, saya mengetahui kegigihan atau perjuangan Pertamina untuk menjaga pasokan BBM dan BBG tetap terjamin di Sulawesi Tengah terutama di daerah yang terdampak gempa.

Arya bercerita, pasokan energi sangat vital ketika terjadi bencana seperti di Palu.

Mengapa energi sangat vital?

Di Kondisi bencana seperti ini, untuk melakukan evakuasi korban, butuh alat berat di bangunan yang runtuh. Alat berat ini tentunya tidak bisa beroperasi kalau tidak ada BBM.

Begitu juga dalam kondisi darurat untuk menghidupkan listrik, butuh genset yang butuh BBM. Cuma itu saja? Kendaraan untuk operasional di lokasi bencana, seperti kendaraan milik TNI sudah pasti BBM.

Karena itu, Arya mengatakan, Pertamina mengutamakan pasokan BBM di Lokasi Bencana.

Apa saja yang dilakukan?

Ketika bencana terjadi, melalui Jalur Darat dari Manado dan Makassar, Pertamina mengirimkan truk tangki BBM. Bukan hanya lewat darat saja, tapi lewat laut dengan mengirimkan kapal tanker pembawa BBM dari Balikpapan ke Terminal BBM (TBBM) Donggala, Sulawesi Tengah. Leat jalur laut ini dikirimkan 11 juta liter BBM.

Nggak cuma lewat darat dan laut. Pengiriman BBM juga dilakukan ke Sulteng melalui jalur udara dari Tarakan dengan menggunakan Air Tractor. Air Tractor ini, bisa mengangkut 4000 liter BBM, yang dalam hal ini adalah solar untuk sekali angkut.

Ketika BBM sudah diangkut ke Sulawesi Tengah, persoalan berikutnya muncul. Mau ditampung di mana, sementara TBBM di Donggala belum bisa beroperasi dan SPBU di Palu, Donggala dan Sigi juga tidak bisa beroperasi. 

Ketika Kapal Tanker tiba di TBBM Donggala, untuk mengoperasikan TBBM ini saja, pegawai Pertamina masih banyak yang belum bisa dihubungi. Mereka juga masih mencari keluarga mereka yang terdampak bencana. Sebuah kondisi yang tidak mudah.

Namun, berkat kegigihan dari Pertamina, akhirnya BBM dari Kapal Tanker, bisa dipindahkan ke TBBM di Donggala. 

Untuk urusan SPBU di Palu, Donggala dan Sigi, Pertamina juga mencari pemilik SPBU dan juga operator atau petugas SPBU agar bisa menyalurkan BBM kepada Masyarakat. Kondisi yang sama terjadi. Pemilik SPBU tidak bisa dihubungi, begitu juga operator.

Ketika operator dan pemilik SPBU sudah berhasil ditemui, juga SPBU belum tentu bisa langsung beroperasi karena listrik masih padam. Pertamina pun akhirnya "menerbangkan" SPBU Portabel dan juga Mobile Dispenser agar bisa menyalurkan BBM kepada Masyarakat.

Sebuah perjuangan dan upaya yang tidak mudah dilakukan oleh Perusahaan "Plat Merah" ini.

Berkat upaya tersebut, hanya dalam waktu dua hari, Terminal BBM di Donggala bisa kembali beroperasi. Begitu juga dengan penyaluran BBM di Donggala, Palu dan Sigi mulai bisa dilakukan.

Hingga 9 Oktober lalu, 10 SPBU sudah bisa dioperasikan di wilayah yang terdampak di Sulawesi Tengah. Tiga hari kemudian, sudah 98 persen SPBU bisa beroperasi. BBM dalam kemasan 5 dan 10 liter juga disiapkan oleh Pertamina untuk memudahkan penyaluran.

Data juga mencatat bahwa sudah 16 mobil tangki BBM dan 1 Mobil Tangki Avtur yang berangkat ke Sulawesi Tengah. 

113 ribu tabung gas LPG juga disiapkan oleh Pertamina untuk operasi pasar di Sulawesi Tengah. LPG tentunya vital terutama untuk dapur umum, dan menggeliatkan kembali perekonomian di Sulawesi Tengah, terutama untuk penyedia makanan.

Pertamina juga sudah mengirimkan 154 relawan operator SPBU dan 39 Relawan operator SPBE untuk menjaga pasokan BBM di wilayah terdampak gempa. 13 tenaga medis juga dikirimkan oleh Pertamina. Pertamina Peduli juga sudah mengucurkan dana lebih dari 20 milyar untuk bencana gempa di Sulawesi Tengah. 

Pertamina memang All Out di Sulawesi Tengah. Mereka mengaktifkan sistem Regular Alternative Emergency atau RAE untuk berjibaku mengamankan Pasokan BBM di daerah terdampak bencana di Sulawesi Tengah. Bahkan 3 Direktur Pertamina berkantor dan bolak balik ke Sulawesi Tengah.

Kompasiana Nangkring dengan Tema Energi untuk Sulawesi Tengah
Kompasiana Nangkring dengan Tema Energi untuk Sulawesi Tengah
 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun