Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berpetualang ke Big Bad Wolf 2018 di ICE BSD

4 April 2018   16:11 Diperbarui: 4 April 2018   16:27 1714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun lalu, ketika saya menuliskan blog tentang sebuah pameran dan bazaar buku yang sangat besar, bernama Big Bad Wolf (BBW) untuk blog saya, saya hanya mengambil data dari internet. Saya sebenarnya hanya mengumpulkan data, dan menuliskannya kembali.

Tentu saja, ini sangat tidak memuaskan. Karena saya tidak melihatnya langsung dan merasakan suasana di sana. Setelah setahun lewat, ketika mengetahui bahwa Big Bad Wolf kembali digelar, saya akhirnya berniat untuk berkunjung langsung. Mau melihat secara langsung di lokasi acara.

Saya memutuskan untuk tidak membawa sepeda motor. Dari Tanjung Priok, ke BSD Tangerang, itu sangat jauh. Butuh waktu dan bertemu kemacetan, pastilah akan sangat melelahkan. Saya memutuskan untuk naik angkutan umum favorit saya di Jakarta ini. Namanya Transjakarta.

Saya sudah mengetahui ada rute Transjakarta ke BSD. Tapi berangkat dari halte Transjakarta yang mana, saya tidak tahu. Berbekal pencarian di twitter, akhirnya saya mendapatkan informasi bahwa rute ke BSD dan Serpong ini berangkat dari Halte Grogol 2.

Senin pagi, saya berangkat dari Tanjung Priok, Halte Walikota Jakarta Utara. Untuk menuju ke Grogol 2, saya harus berpindah koridor. Dari Koridor 12, saya turun di halte Jakarta Kota, naik koridor 1 ke Halte Harmoni dan berpindah ke Koridor 10, Lebak Bulus.

Setelah perjalanan kurang lebih dua jam, saya tiba di Halte Grogol 1 dan berjalan kaki ke Grogol 2. Cukup jauh, tapi ya namanya naik transjakarta, begini lah ceritanya.

Sampai di Halte Grogol 2, saya mencari pintu untuk tempat naik bus ke BSD Serpong. Saya kemudian menemukan pintu untuk naik. Begini nih penampakannya

dokpri
dokpri
Menunggu kurang lebih 10 menit, bus ke BSD akhirnya datang. Lumayan berebutan kursi, dan saya akhirnya dapat kursi. Tidak banyak penumpang yang berdiri.

Perjalanan ke BSD membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam. Saya akan turun di giant BSD karena berdasarkan informasi yang saya dapatkan, untuk ke ICE BSD tempat penyelenggaraan BBW ini ada shuttle bus khusus dari Giant BSD. Giant BSD ini juga merupakan pemberhentian terakhir transjakarta non BRT ke BSD Serpong.

Seusai turun dari bus, saya mencari shuttle bus tersebut. Karena cukup lama menunggu, saya akhirnya memutuskan naik transportasi online saja. Tarifnya cuma Rp 8000. Daripada nunggu lama, mendingan langsung ke lokasi.

Perjalanan ke ICE BSD, tidak lama. Perjalanan menuju ke ICE, saya melihat awan sudah gelap mendung. Mau hujan. Dan saya minta pengemudi ojek online untuk buru-buru. Takut kehujanan di tengah jalan.

dokpri
dokpri
Dan benar, ketika saya turun di ICE BSD, hujan langsung turun. Untung sudah sampai di teras ICE BSD. Jadi tidak kehujanan. Saya pun bertanya ke satpam di mana lokasi BBW. Ternyata saya masih harus berjalan kaki kurang lebih 200 meter.

Masuk lokasi BBW, ternyata gratis. Asli gratis. Saya sempat berpikir, bahwa untuk masuk harus bayar. Ternyata tidak. Tidak ada pemeriksaan juga dari satpam untuk masuk ke lokasi BBW ini.

dokpri
dokpri
Ketika masuk ke dalam area BBW, saya kaget. Lah buset, gede bener lokasinya di dalam ICE. Buku yang dijual juga super banyak banget. Berlebihan? Ini memang kenyataan seperti itu.

dokpri
dokpri
Saya juga melihat, penyelenggara menyediakan keranjang belanja. Keranjang belanja ini bisa dijinjing dan juga bisa diseret-seret seperti koper.

dokpri
dokpri
Petualangan di dalam lokasi BBW pun saya mulai. Yang saya lihat di dalam lokasi acara adalah buku bahasa Indonesia dan Bahasa Asing dipisahkan. Selain dipisahkan dari segi bahasa, juga dipisahkan menurut genre atau kategori buku. Buku untuk anak-anak, disain, fiksi, non fiksi dan ragam kategorinya. Saya tidak bisa menghapal saking banyaknya kategori atau genre buku.

dokpri
dokpri
 

dokpri
dokpri
Tidak usah khawatir, di lokasi BBW ini, genre buku itu ada semacam plang. Jadi kita bisa melihat plang atau tanda kategori buku. Kita bisa berkeliling-keliling untuk mencari buku sesuai kategori atau genre yang kita inginkan.

Area BBW ini juga menggunakan penyejuk udara. Jadi kita tidak usah khawatir akan kepanasan atau kegerahan. Di dalam malah adem. Uenaak tenan.

Kalau misalnya kita kebelet pipis atau mungkin perut mendadak mules, juga tersedia toilet. Dan toiletnya bersih juga kok. Saya sih tidak masuk, tapi saya melihat cukup bersih.

dokpri
dokpri
 

dokpri
dokpri
 

ketika saya berkeliling, dan saya mulai merasakan lapar, saya kemudian melihat di area BBW ini ada tempat makannya. Ah ternyata tidak perlu membawa makanan dari luar. Karena memang tidak boleh. 

Stand atau booth penjual makanan juga banyak kok. Jadi kita bisa pilih-pilih mau makan apa.

dokpri
dokpri

Di area tempat makan ini, juga ada booth khusus dari Bank Mandiri untuk mengisi e-money. Kita bisa membeli e-money atau top up. Beli makan di arena BBW ini memang bisa menggunakan e-money.

dokpri
dokpri
Saya kemudian berkeliling lagi. Melihat-lihat buku yang sangat teramat banyak di BBW ini. Sampai bingung saya. Entahlah mau beli buku apa.

dokpri
dokpri
 

Karena berkeliling dan arena nya sangat luas, saya kemudian merasa capek. Dan saya melihat ada booth khusus tempat pengunjung beristirahat sambil duduk-duduk di kursi bantal berwarna-warni yang disiapkan oleh Bank Mandiri.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Karena banyak yang bersantai sambil melihat-lihat gadget, saya melanjutkan petualangan saya. 

Puas berpetualang dan tidak membeli buku, saya akhirnya keluar. Dan ketika menuju pintuk keluar, saya melihat ada beragam poster warna-warni bergaya retro yang dipajang dan dijual. Menarik untuk dilihat-lihat.

dokpri
dokpri
 

berjalan ke arah pintu keluar, selain disajikan poster-poster bergaya retro, juga banyak hiasan dinding bergaya retro yang lagi musim dipajang di restoran atau tempat makan. Dan tidak hanya itu saja, ada juga lukisan yang dipamerkan. Kita bisa berfoto dan mempublikasikannya di akun media sosial kita.

dokpri
dokpri
 

dokpri
dokpri
Petualangan saya pun berakhir di BBW. Saya memang tidak berbelanja buku karena niatnya hanya liputan. Dan kalaupun berbelanja buku, saya pasti akan repot membawanya. Lah naik angkutan umum. Gimana coba.

Dari ICE BSD saya menumpangi Shuttle Bus dan berganti transportasi online untuk kembali ke Giant BSD. Dari Giant BSD saya akan kembali ke Tanjung Priok dengan Transjakarta. 

Sekedar saran saja, kalau mau berkunjung ke BBW ini, sebaiknya menggunakan angkutan pribadi atau rental (sewaan) karena kalau naik angkutan umum bakal ribet. Dan siapkan diri kalian untuk capek kalau memang niatnya belanja buku. Ha ha ha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun