DI bagian sebelahnya lagi, adalah tempat yang akan dipakai sebagai kantor atau tempat untuk mengelola kantor ini.
Semakin kita masuk ke dalam, nuansa desanya akan semakin terasa. Ada  kolam ikan dengan jembatan bambunya. Tidak hanya itu, jalan di bagian  dalam Kampung Mataraman ini, masih terbuat dari batu alam. Keren sekali  memang tempatnya. Nuansa desanya sangat terasa dengan lingkungan asri.
Yang menarik perhatian saya dari Kampung Mataraman ini adalah  pembangunannya yang menggunakan dana desa melalui Badan Usaha Milik Desa  atau Bumdes Panggung Lestari.
Semenjak tahun 2014 lalu, atau sudah tiga tahun, Undang-undang Desa  mulai diberlakukan. Salah satu guna dari Undang-undang Desa ini adalah  untuk memajukan pedesaan.
Melalui Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes, dana desa kemudian  dimanfaatkaan untuk pemberdayaan masyarakat desa. Salah satunya dengan  membangun kawasan wisata seperti Kampung Mataraman ini.
Kampung Mataraman ini sendiri, memanfaatkan tanah kas desa seluas  enam hektare. Sangat luas. Dan yang kerennya lagi adalah, yang bekerja  di Kampung yang mengambil konsep desa di era kerajaan Mataram ini,  adalah warga setempat atau warga Desa Panggung Harjo.
Ibu Poni dan Ibu Temu yang saya temui di Kampung Mataraman ini  bercerita kepada saya, sebelum bekerja di Kampung Mataraman, mereka  bekerja di tempat lain. Mereka kemudian beralih ke Kampung Mataraman  karena memang kampung Mataraman ini untuk memberdayakan masyarakat  setempat.
Mulai dari memasak, menyajikan makanan hingga merawat Kampung  Mataraman ini dilakukan oleh Warga Desa Panggungharjo. Tidak ada warga  lain.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atau  Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo mengatakan, Kampung Mataraman ini  merupakan salah satu hasil kreasi masyarakat desa menjadi Produk  Unggulan Kawasan Pedesaan atau Prukades.