Lalu saya mendapat sebuah pencerahan, menyelami pikiran Magnus Carlsen dalam permainan catur saja saya tidak mampu.Apalagi menyelami dan mengetahui kedalaman pikiran Allah.Dia pencipta, sedangkan saya adalah ciptaan.Ada perbedaan kualitas yang sangat jauh, saya terkurung dalam waktu, sedangkan Allah berkuasa atas sejarah dan masa yang akan datang.
Maka meyakini kebesaran Allah, dan merasa damai dalam pimpinanNya, inilah yang harusnya menjadi sumber bahagia kita.Maka kiranya, sekalipun banyak misteri dan pertanyaan tak terjawab, biarlah iman yang tetap menerangi jalan kita yang masih gelap, dan jika keadaan sangat gelap sampai kita tak bisa melihat, biarlah kita tetap berbahagia karena tetap percaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H