Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tuhan Selalu Baik, Bagaimana Orang Kristen Harus Memahaminya ?

5 Agustus 2024   22:58 Diperbarui: 5 Agustus 2024   23:02 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

God is good all the time, kalimat ini cukup sering dikutip, bahkan sering dijadikan quote di bio media sosial.Lagunya pun sampai ada, dinyanyikan penyanyi rohani asal Amerika Serikat, Don Moen.
Tuhan selalu baik

Dia menaruh lagu pujian di hatiku ini
Tuhan selalu baik
Melalui malam yang paling gelap, terang-Nya akan bersinar
Tuhan itu baik, Tuhan selalu baik

Demikian sepenggal lirik dari lagu tersebut.Walaupun tampaknya pernyataan Tuhan selalu baik ini akan berbeda  rasa pada tiap orang.Untuk orang yang tengah dilanda masalah berat, bisa jadi kalimat "God is good all the time" ini adalah upaya untuk terus berprasangka baik pada sang pencipta.Oleh karena itu dia terus mengulang-ulang kalimat itu di hatinya, seperti mantra, sembari berharap ada jalan keluar, ada kejutan baik dibalik tragedi, hingga terus menjaga asa kiranya doanya dikabulkan Tuhan.

Lain lagi untuk orang yang memang sedang dalam kondisi bagus, merasai Tuhan itu baik pastilah mudah.Toh badan sehat, ekonomi bagus, percintaan berjalan lancar tanpa suatu hambatan, maka mudahlah merasai kebaikan Tuhan.Tapi bagaimana jika Tuhan mengijinkan pencobaan datang ?

Suatu hari sembari bersantai di MC Donald's, sambil minum coca cola, saya berpikir, bagaimana jika Tuhan memberikan cobaan seperti Ayub, masihkah saya mengatakan Tuhan itu baik? Setengah pencobaan Ayub sajalah, mungkin saya sudah menggerutu dan mempertanyakan "apakah Tuhan benar-benar ada?"

Itu kenapa saat kondisi sedang bagus, saat saya sedang bersyukur selalu ada yang menahan saya untuk tidak terlalu ekspresif dalam meluapkan kegembiraan yang ada.Selalu muncul pertanyaan tentang pencobaan Ayub, kalau mengalami apa yang Ayub alami masihkan saya bisa bersyukur ?

Kita tahu bagaimana Tuhan mengijinkan pencobaan dalam kehidupan Ayub, harta Ayub habis, dan Ayub juga harus kehilangan anak-anaknya.Kalau kita jadi Ayub apa iya kita tidak akan mengutuki Tuhan ?

Beberapa hari yang lalu saya membaca seri kotbah dari Pendeta Stephen Tong yang dibukukan, judulnya Pelayan Yang Beriman.Dalam buku itu pendeta Stephen Tong mengambil kisah Sadrakh,Mesakh dan Abednego yang dimasukkan ke dalam perapian yang menyala-nyala dengan tangan terikat.Mereka dimasukkan ke dalam perapian karena menolak menyembah berhala emas Nebukadnezar.

Menarik bagaimana Pendeta Stephen Tong menyoroti jawaban dari Sadrakh,Mesakh dan Abednego pada Nebukadnezar," Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

Bagi pendeta Stephen Tong, jawaban dari Sadrakh,Mesakh dan Abednego pada Nebukadnezar adalah salah satu bagian terindah dalam Alkitab.Mengapa demikian ? Karena dari jawaban mereka tergambar sebuah prinsip iman yang benar.Pertama, percaya sepenuhnya pada kuasa Allah, percaya bahwa Allah berkuasa.Kedua, karena Allah maha kuasa maka perlu taat sepenuhnya pada kedaulatan Allah.Jika Allah maha kuasa, maka Allah juga maha berdaulat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun