Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Donald Trump-Ahok Pemimpin Terbaik, tapi Ini Keunggulan Jokowi

16 Januari 2021   20:30 Diperbarui: 16 Januari 2021   21:07 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap eksekusi dari pada program dipenuhi dengan drama marah-marah Ahok. Padahal pemimpin sejati perlu kesetabilan emosi. Sekali lagi penulis katakan bahwa marah-marahnya Ahok adalah bagus sebagai shock therapy, bukan sebagai perilaku sehari-hari.

Akhirnya dalam pilgub DKI Jakarta di tahun 2017 Ahok harus kalah dari Anies Baswedan. Terlepas dari benar salahnya hal yang membuat Ahok kalah lagi-lagi adalah ucapannya. Ahok mengutip suatu ayat yang bukan berasal dari kitab sucinya. Maka bisa disimpulkan kestabilan Emosi adalah kelemahan mendasar Ahok.

Donald Trump, setelah penulis mengkaji semua visi misi presiden Amerika Serikat yang beberapa hari lagi akan Lengser ini, sebenarnya visi misinya sangat bagus. Visi misi dan pemikiran Donald Trump adalah sebuah spirit yang sudah lama hilang dari Amerika Serikat. Dalam beberapa dekade terakhir Amerika Serikat terlalu fokus pada diplomasi luar negeri dan pencitraan.

Barack Obama misalnya, Obama terlalu banyak melakukan pencitraan lewat pidato dan kegiatan internasional sampai melupakan kondisi di dalam negaranya sendiri. Obama terlalu sibuk membuat keputusan perang dan lupa bahwa daya saing Amerika di dalam Negeri sudah tidak sekompetitif pada masa keemasannya.

Amerika selalu mengalami defisit dalam perdagangan dengan berbagai negara termasuk dengan Cina. Di tangan Barack Obama Cina bangkit dan Obama tidak aware untuk mengantisipasinya. Sementara di tangan Donald Trump Amerika mulai fokus kepada dirinya sendiri. 

Donald Trump tidak peduli dengan pencitraan dan diplomasi internasional kalau itu merugikan negaranya. Ini adalah sebuah visi pemimpin yang sudah lama didambakan warga Amerika. Itu kenapa Donald Trump yang bukan politisi murni karena basic-nya Dia adalah pengusaha mampu mengalahkan Hillary Clinton.

Donald Trump mampu memenuhi dahaga warga Amerika yang rindu pemimpin yang pro kepada mereka. Donald Trump menarik diri dari perjanjian iklim di Paris, Donald Trump memutuskan untuk keluar dari WHO bahkan PBB, bahkan Donald Trump menuntut lebih banyak partisipasi Eropa sebagai sekutunya karena Amerika sudah membayar lebih banyak dibandingkan mereka.

Make America great again adalah sebuah sensitifitas yang lahir dari kegelisahan Donald Trump bahwa Amerika tidak lagi adikuasa. Maka Donald Trump dengan berani dan geram menyatakan perang dagang dengan Cina. 

Donald Trump memboikot Huawei ehingga tidak bisa menggunakan Android buatan Google. Bahkan banyak perusahaan China berada di ujung tanduk karena memasukkannya dalam Blacklist. 

Donald Trump juga tidak memulai perang di luar negeri terutama Timur Tengah. Donald Trump banyak menarik tentaranya dari Timur Tengah karena merasa hal itu hanya membuang-buang uang.

Donald Trump memperketat imigrasi agar warga negara Amerika dapat terlindungi. Donald Trump juga memberikan dampak yang sangat signifikan dalam hubungan internasional antara Israel sekutunya dengan negara-negara Arab. Maka secara visi-misi sebenarnya Donald Trump sangat baik. Hanya saja lebih parah dari Ahok, Donald Trump tidak memiliki kestabilan emosi yang dibutuhkan oleh seorang presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun