Maka bisa dipahami secara politis bahwa kemunculan Susilo Bambang Yudhoyono ke publik adalah bentuk kelemahan komunikasi Agus Harimurti Yudhoyono. Jika Agus Harimurti Yudhoyono sudah dapat mengkomunikasikan maksud-maksud SBY tentu SBY tidak perlu menyatakannya sendiri ke publik.
Hanya saja karena Agus Harimurti Yudhoyono yang yang bercirikan milenial ternyata tidak mampu mengangkat kiprah Partai Demokrat, akhirnya Susilo Bambang Yudhoyono harus muncul ke publik dan benarlah, suaranya bagaikan guntur yang langsung didengarkan oleh tokoh di seantero negeri ini. Sebab SBY adalah presiden Indonesia dua periode, dan juga presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.
Rekam jejak inilah yang tidak dimiliki oleh Agus Harimurti Yudhoyono. Namun jika Agus Harimurti Yudhoyono lebih frontal tentu rekam jejak itu tidak menjadi masalah. Jika diibaratkan singa auman SBY adalah singa dewasa, sedangkan auman Agus Harimurti Yudhoyono adalah auman singa kecil yang tidak menakutkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H