Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Akhirnya Bicara, Bukti Lemahnya AHY, Ruhut-Ferdinand Keluar dari Demokrat

10 Januari 2021   20:57 Diperbarui: 10 Januari 2021   21:00 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar redaksi.com

""Sungguhpun demikian, semua itu tak datang dari langit. Jangan pula bersikap 'take for granted', seolah peluang baik itu akan datang dengan sendirinya. Misalnya, jangan lantaran vaksin sudah datang pasti pandemi akan segera hilang. Setelah itu ekonomi kita akan pulih kembali dan bahkan tumbuh meroket. Jangan bersikap dan berpikir begitu. Tuhan tidak suka," tutur SBY.

Akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono keluar dari peristirahatannya. Tulisan ini tidak akan fokus membahas isi dari pesan yang dilontarkan oleh SBY kepada pemerintah. Karena buat saya pribadi tidak ada yang salah dengan pernyataan SBY, itu kenapa saya cukup bingung melihat para pendukung Jokowi kepanasan dengan pernyataan mantan menteri Megawati Soekarnoputri tersebut.

Tapi secara garis besar SBY meminta izin sebagai orang tua yang menyayangi Indonesia dan pernah memimpin negara ini ini agar Indonesia tetap mawas diri. hal itu terlihat dari pesan SBY tentang kehadiran vaksin untuk penanganan pandemi covid 19, dimana SBY meminta masyarakat tidak terlena tapi tetap waspada dan optimis. Dan saya tidak mengerti kenapa harus ada orang yang keberatan dengan pesan SBY tersebut.

Tapi seperti yang saya katakan Tulisan ini tidak akan fokus pada pernyataan SBY. Saya lebih melihatnya dari sisi politisnya untuk partai Demokrat. Kita tahu bahwa saat ini Partai Demokrat dipimpin oleh anak Pak SBY sendiri yaitu Agus Harimurti Yudhoyono.

Agus Harimurti Yudhoyono sendiri pensiun Dini dari militer dan memilih terjun ke dunia politik dengan langkah awal mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta. Namun Agus Harimurti Yudhoyono tidak cukup kuat untuk mengimbangi perolehan suara Ahok dan Anies Baswedan. Lalu setelah itu Agus Harimurti Yudhoyono didapuk menjadi ketua umum partai Demokrat dengan usia yang sangat muda.

Tentu itu bisa terjadi karena faktor Susilo Bambang Yudhoyono. Beberapa drama sebenarnya sempat tercipta, Agus Harimurti Yudhoyono mulai mendekatkan diri pada Kekuasaan.Beberapa kali Agus sowan untuk bertemu Presiden Jokowi dan Puan Maharani. Namun tampaknya kekakuan hubungan Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati menjadi batu sandungan paling besar untuk Agus masuk dalam pemerintahan.

Sehingga tidak satu posisipun ditawarkan kepada Agus Harimurti Yudhoyono. Melihat kemunduran dan kehancuran Partai Demokrat salah satu kader partai berlambang Mercy itu itu, Ruhut Sitompul, sudah jauh-jauh hari memutuskan mundur dari partai tersebut. Bahkan Ruhut secara terang-terangan menolak pencalonan Agus Harimurti Yudhoyono menjadi gubernur DKI Jakarta. Dan Sudah barang tentu sebenarnya Ruhut menolak Agus untuk menjadi ketua umum partai Demokrat.

Lemahnya kepemimpinan Agus juga terlihat dari mundurnya Ferdinand Hutahaean dari partai tersebut.Sosok yang sering mewakili Partai Demokrat dalam debat publik, seperti di televisi misalnya, juga mengikuti langkah seniornya itu. Ini adalah gejala awal yang memperlihatkan bahwa penunjukan Agus Harimurti Yudhoyono memang tak lebih dari faktor keturunan.

Tentu masih banyak kader senior yang sebenarnya lebih layak menjadi ketua umum partai Demokrat. Lemahnya kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono dalam memposisikan partai Demokrat juga terlihat dari gerakan yang dilakukannya selama ini. Kalau kita lihat selama memimpin Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono jarang terlibat aktif dalam diskursus publik mengenai isu yang sedang panas.

Dalam kasus Rizieq Shihab, korupsi menteri Juliari Batubara, korupsi Edhy Prabowo menteri KKP, dan beberapa isu panas lainnya tak tampak Pak Agus menegaskan posisinya. Agus Harimurti Yudhoyono kebanyakan diam dan tampak tidak memanfaatkan situasi untuk memperjelas karakter partainya yang sekarang hilang.

Maka bisa dipahami secara politis bahwa kemunculan Susilo Bambang Yudhoyono ke publik adalah bentuk kelemahan komunikasi Agus Harimurti Yudhoyono. Jika Agus Harimurti Yudhoyono sudah dapat mengkomunikasikan maksud-maksud SBY tentu SBY tidak perlu menyatakannya sendiri ke publik.

Hanya saja karena Agus Harimurti Yudhoyono yang yang bercirikan milenial ternyata tidak mampu mengangkat kiprah Partai Demokrat, akhirnya Susilo Bambang Yudhoyono harus muncul ke publik dan benarlah, suaranya bagaikan guntur yang langsung didengarkan oleh tokoh di seantero negeri ini. Sebab SBY adalah presiden Indonesia dua periode, dan juga presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.

Rekam jejak inilah yang tidak dimiliki oleh Agus Harimurti Yudhoyono. Namun jika Agus Harimurti Yudhoyono lebih frontal tentu rekam jejak itu tidak menjadi masalah. Jika diibaratkan singa auman SBY adalah singa dewasa, sedangkan auman Agus Harimurti Yudhoyono adalah auman singa kecil yang tidak menakutkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun