Sementara teman saya itu tidak suka banyak drama. Maka sales teman saya itu pun jelek, dan akhirnya dia pindah kerja. Lalu dia pindah ke bagian kredit. Marketnya orang-orang pasar yang punya usaha. Hasilnya bagus, dia tak perlu bicara formal mendayu-dayu, tidak bergantung pada siapapun, asal dia rajin ke lapangan cari nasabah pasti dapat. Dan dia sangat menikmati proses kerjanya karena dia tidak perlu fake. Karena yang dihadapinya adalah orang-orang pasar, dia cukup ngobrol dengan gaya bicara dia sehari-hari.
Maka dalam mencari kerja carilah pekerjaan yang bisa kita jiwai. Seorang marketing kalau tidak menjiwai pekerjaannya pasti akan mengeluh kalau harus pulang malam, seorang admin akan kesal kalau tidak menjiwai tugasnya bahwa dia harus menyajikan laporan seakurat dan sedetail mungkin. Kalau sudah bisa menjiwai, kita akan menjalani ritme kerja kita dengan semangat dan energik. Kalau sudah demikian, kita akan menerima seluruh beban dan tantangan sebagai tanggung jawab yang harus kita selesaikan.
Maka akan muncul rasa malu jika kita lari dari pekerjaan terlalu sering. Jika sekali-sekali, itu adalah hal yang wajar. Misalnya di awal bulan, tidak ada salahnya rileks sejenak karena hectic di bulan sebelumnya. Sisi lain yang akan menguntungkan kita kalau bekerja benar adalah, kita bisa menempatkan diri di atas atau sejajar dengan orang lain. Bayangkan kalau kita begitu menguasai pekerjaan kita, maka atasan kita pun akan sangat ketergantungan dengan kita.
Karena ada banyak informasi yang kita kuasai, sementara dia tidak. Tapi kalau kita tidak menguasai pekerjaan kita, nanti kita jadi sisurang (serba salah).
Saya punya seorang teman yang secara struktur perusahaan statusnya independen, jadi atasannya ada di pusat. Namun karena di cabang tersebut kepala cabangnya lebih tahu informasi yang harusnya lebih dikuasai teman saya itu, maka independensinya pun hilang. Karena akhirnya teman saya itu bisa diatur-atur oleh si kepala cabang.
Maka jika kita menguasai pekerjaan kita, ada wibawa yang membuat orang segan pada kita. Apalagi jika kita bekerja dengan baik (persistence) dalam jangka waktu lama pasti citra positif akan melekat pada kita. Kalaupun sesekali malas, hal itu akan dimaklumkan dan tak menodai citra kita. Tapi kalau dalam sebulan banyak ngopi dan malasnya dibanding kerjanya, maka pas kita rajinpun tidak akan dilihat sebagai sebuah upaya kerja yang sungguh-sungguh. Samalah seperti orang yang banyak bohongnya, saat bicara jujur pun tak akan dipercaya lagi.
Maka jangalah menodai citra kita sebagai orang yang tidak berintegritas, karena butuh waktu lama untuk memulihkannya. Ambillah beban kerja yang jadi milik kita, lalu ikuti proses kerja yang sudah digariskan perusahaan. Ikutilah pedoman perusahaan, maka kita tak perlu kerja sambil ketakutan. Kalau kita melakukan proses kerja dengan benar setiap hari tanpa ada yang mengawasi, maka tidak penting lagi siapa yang mengawasi. Maka tidak penting lagi siapa atasan kita nanti. Karena kalau kita kerja benar, kita tidak bergantung sama orang.
Akhir kata saya ingin mengucapkan, selamat hari Natal untuk seluruh kompasianer yang merayakan, kiranya damai Natal menyertai kita semua.
-Penikmat yang bukan pakar-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H