Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Salah Kaprah "Rizieq Shihab Effect" Menuju 2024

17 Desember 2020   21:32 Diperbarui: 17 Desember 2020   22:03 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar pikiran rakyat.com

Tampaknya banyak tokoh politik salah kaprah. Semua berawal dari kekalahan Ahok dalam pilgub DKI Jakarta. Saat itu Ahok yang dalam berbagai hasil survei unggul atas Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono harus kalah dalam putaran kedua.

Penyebabnya karena suara Agus Harimurti Yudhoyono beralih kepada Anies Baswedan. Sebenarnya kalau pilgub DKI Jakarta satu putaran saja Ahok sudah menang, Hanya saja harus berjalan dua putaran karena perolehan suara Ahok tidak mencapai 50% lebih.

Memang saat itu Anies Baswedan didukung oleh Rizieq Shihab dan kelompoknya. saat itu akhirnya Anies Baswedan terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta dan Ahok harus mendekam di penjara karena kasus penistaan agama.

Karena Kejadian ini banyak orang Salah kaprah dan salah menganalisa.

Kesalahan pertama adalah, banyak tokoh politik menganggap syarat untuk memenangkan pemilihan kepala daerah atau pemilihan kepala Presiden harus didukung Rizieq Shihab dan kelompoknya. Itu karena para tokoh politik ini mencoba mengecilkan Indonesia.

Para tokoh politik ini tidak melihat setiap daerah di Indonesia memiliki karakternya masing-masing. Maka untuk memenangkan sebuah pemilihan harus didukung Rizieq Shihab dan kelompoknya. Padahal sejatinya kemenangan Anies Baswedan pun dikarenakan perpindahan pendukung Agus Harimurti Yudhoyono kepada Anies.

Kesalahan kedua adalah terlalu percaya dirinya Anies Baswedan dan pendukungnya. Premisnya adalah bahwa dia yang menjadi gubernur DKI Jakarta akan menjadi presiden Indonesia selanjutnya. Ini adalah rumus yang dibakukan secara terburu-buru.

Kesalahan ketiga adalah, para tokoh politik ini tidak menangkap gambar besar dan melihat sejarah. Susilo Bambang Yudhoyono tidak terpilih menjadi presiden setelah menjadi gubernur DKI Jakarta.SBY malah memulai karir politiknya sebagai Menteri di era presiden Megawati Soekarnoputri.

Maka tiga kesalahan ini membuat para tokoh politik ini melakukan blunder yang merugikan perolehan suaranya sendiri. Terbukti tokoh potensial yang berpeluang memenangkan Pilpres tahun 2024 adalah Ganjar Pranowo yang menjadi gubernur Jawa Tengah dan bukan dari Jakarta.(berdasarkan hasil berbagai lembaga survei)

Sebelumnya ada tiga tokoh yang cukup populer Seperti Prabowo Subianto yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan, Ridwan Kamil yang saat ini menjabat gubernur Jawa Barat, dan Anies Baswedan yang saat ini menjabat gubernur DKI Jakarta.

Kesalahan Prabowo yang membuat elektabilitasnya turun drastis adalah sikap yang abu-abu. Gerinda sebagai bagian dari pemerintahan tidak bisa tertibkan kader-kadernya. Contohnya saja Fadli Zon, dalam banyak kasus termasuk permasalahan hukum yang dialami Rizieq Shihab, Fadli Zon terus mengkritik pemerintah dan kepolisian.

Maka publik dibuat bingung sebenarnya Prabowo ini masih berniat maju dalam pilpres 2024 atau tidak. dan sebenarnya Prabowo ini tegas atau tidak untuk memberantas radikalisme. Karena kesannya Prabowo tidak menegaskan posisinya. Hal itulah yang terlihat dari wajah partai dan kader-kadernya.

Kedua Ridwan Kamil.Publik dibuat ragu dan cemas untuk memilih Ridwan Kamil sebagai presiden. Karena sampai sekarang kita belum melihat Apakah Ridwan Kamil Pro pada toleransi yang tinggi atau abu-abu dan mendukung kelompok radikal demi memperoleh suara.

Kalau begini pemikirannya lagi-lagi ini salah kaprah. Dibandingkan kelompok yang terindikasi radikal dan ingin memecah belah kesatuan NKRI, jumlah masyarakat yang moderat dan pro pada kebhinekaan baik dalam agama dan suku itu jauh lebih banyak.

Demikian juga dengan Anies Baswedan, dalam kasus Rizieq Shihab misalnya. Sampai saat ini tidak ada statement keras dari Anies untuk melarang atau menyesalkan perbuatan Rizieq Shihab yang mengundang banyak massa. Malah Anies Baswedan sendiri yang datang kepada Rizieq Shihab saat ulama Front Pembela Islam itu tiba di tanah air.

Kesalahan Prabowo, Ridwan Kamil, dan Anies Baswedan adalah tidak melihat bahwa Jokowi sebagai prototipe ideal presiden yang didambakan masyarakat. Yaitu presiden yang bisa menjahit segala perbedaan suku ataupun agama dalam ikatan yang berbeda-beda tetapi satu jua.

Harusnya setiap tokoh politik yang berniat maju sebagai calon presiden melihat pola-pola yang sudah dilakukan oleh Jokowi. Bukannya mendekatkan diri pada kelompok yang minor, harusnya mereka semua mendekatkan diri kepada Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun