Maka publik dibuat bingung sebenarnya Prabowo ini masih berniat maju dalam pilpres 2024 atau tidak. dan sebenarnya Prabowo ini tegas atau tidak untuk memberantas radikalisme. Karena kesannya Prabowo tidak menegaskan posisinya. Hal itulah yang terlihat dari wajah partai dan kader-kadernya.
Kedua Ridwan Kamil.Publik dibuat ragu dan cemas untuk memilih Ridwan Kamil sebagai presiden. Karena sampai sekarang kita belum melihat Apakah Ridwan Kamil Pro pada toleransi yang tinggi atau abu-abu dan mendukung kelompok radikal demi memperoleh suara.
Kalau begini pemikirannya lagi-lagi ini salah kaprah. Dibandingkan kelompok yang terindikasi radikal dan ingin memecah belah kesatuan NKRI, jumlah masyarakat yang moderat dan pro pada kebhinekaan baik dalam agama dan suku itu jauh lebih banyak.
Demikian juga dengan Anies Baswedan, dalam kasus Rizieq Shihab misalnya. Sampai saat ini tidak ada statement keras dari Anies untuk melarang atau menyesalkan perbuatan Rizieq Shihab yang mengundang banyak massa. Malah Anies Baswedan sendiri yang datang kepada Rizieq Shihab saat ulama Front Pembela Islam itu tiba di tanah air.
Kesalahan Prabowo, Ridwan Kamil, dan Anies Baswedan adalah tidak melihat bahwa Jokowi sebagai prototipe ideal presiden yang didambakan masyarakat. Yaitu presiden yang bisa menjahit segala perbedaan suku ataupun agama dalam ikatan yang berbeda-beda tetapi satu jua.
Harusnya setiap tokoh politik yang berniat maju sebagai calon presiden melihat pola-pola yang sudah dilakukan oleh Jokowi. Bukannya mendekatkan diri pada kelompok yang minor, harusnya mereka semua mendekatkan diri kepada Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H