Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Dejavu Megawati, Hancurnya Prediksi Duet Kemenangan Ganjar-Prabowo

6 Desember 2020   11:13 Diperbarui: 6 Desember 2020   11:22 4543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mensos juliari ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi, sumber gambar kompas.com

Tentu hal ini membuat publik marah, sungguh sebuah tamparan untuk presiden Jokowi dan sang ketua umum PDIP Megawati. Ditangkapnya 2 Menteri Jokowi walaupun dari partai yang berbeda setidaknya mengingatkan kita pada lenyapnya kejayaan Partai Demokrat yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

Saat itu setelah dua periode memimpin Indonesia kader partai Demokrat ditangkap oleh KPK, mulai dari Menteri hingga ketua DPR yang berasal dari Partai Demokrat harus mengenakan rompi merah. Setelah itu bisa kita lihat secara psikologis masyarakat menjadi trauma memilih partai Demokrat. Suara Partai Demokrat anjlok secara nasional dan di berbagai pemilihan daerah kadernya keok.

Bahkan anak Susilo Bambang Yudhoyono sendiri, Agus Harimurti Yudhoyono tidak berkutik dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Sialnya partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak belajar dari rivalnya itu. 

10 tahun Megawati memutuskan menjadi oposisi dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono bahkan membawa hubungan yang dingin itu dalam berbagai acara seremonial saat bertemu SBY, partai berlambang kepala banteng itu malah mengcopy paste pola-pola Partai Demokrat dan bukan malah menghindarinya.

Masyarakat Indonesia masih trauma dengan korupsi besar-besaran yang dilakukan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Maka kita bisa melihat Bagaimana masyarakat menghukum partai berlambang Mercy itu dengan kekalahan mutlak yang menjadikan mereka partai papan tengah dari yang semula adalah partai penguasa.

Sampai hari ini Partai Demokrat tidak pernah pulih, sekali mereka hancur karena korupsi, selama sejarah itu masih tercatat dalam ingatan masyarakat maka selama itu pula mereka akan menerima hukuman politis dari perilaku kadernya.

Maka bukan tidak mungkin, dan bisa pemenang Pilpres tahun 2024 adalah sosok yang tidak pernah diperkirakan.

Mengingat masyarakat secara kolektif akan menghukum partai partai yang korup.Bagi masyarakat lebih baik memilih calon yang masyarakat sendiri tidak terlalu familiar daripada memilih calon dari partai yang korup dan hal ini sudah dibuktikan oleh partai Demokrat.

Sayang sekali Megawati sebagai legenda dalam politik tanah air yang harus dihormati tidak bisa menjaga integritas para kadernya agar tidak berlaku korup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun