Kadang gemes gitu loh. Orang yang mengalami hal begini biasanya sibuk membuat klarifikasi hingga mempublikasikan diri.Kalau dia hanya kacung kampret mungkin klarifikasinya lewat status WhatsApp.
Ada kegelisahan dan kesedihan kenapa diri kita dinilai demikian.Tapi belakangan saya mulai belajar satu hal, bahwa apa yang orang-orang pikirkan tentang kita tidaklah penting. Selama kita benar loh ya.
Saya belajar dari konsep kematian. Banyak orang gusar saat difitnah, membela diri, bahkan marah-marah. Padahal kalau kita sadar, setelah mati kita semua akan telanjang dan dihakimi. Itulah gunanya sabar, kita tekun menanti hari yang akan dihadirkan itu.
Mau difitnah, dituduh, distigmakan negatif, mending diam saja. Jadilah pribadi yang tabah, biasa, juga menyenangkan.Tetaplah sebagaimana mestinya.
Saya percaya ada hal-hal yang hanya bisa dijawab oleh waktu. Sama seperti kesetiaan atau keberhasilan misalnya, mau mulut kita berbusa-busa mengumbar janji sehidup semati, toh waktu juga yang akan membuktikannya. Jangan paksa orang untuk percaya hari ini bahwa kamu adalah orang yang setia.
Demikian juga dengan keberhasilan.Sudah deh gak usah koar-koar soal caramu menggapai mimpi-mimpimu, bekerjalah dalam diam dan biarkan waktu yang membuktikannya.
Begitu jugalah cara saya menyikapi orang lain disekitar saya. Kalau ada yang tak suka sama saya, ya saya biasa aja, waktu yang akan berbicara padanya, masa sih kalau saya terus bersikap manis dia gak merubah penilaiannya. Saya yakin nalurinya akan berbicara.
Makanya, kalau saat ini ada orang yang gak suka sama kita, ya anggap saja mungkin dia masih kurang mengenal kita.Mungkin dia belum mengenal kita dengan baik.
Tugas kita hanya terus bersikap baik.Sikap kita jangan tergantung sikap orang lain.Ada banyak hal yang tak bisa kita paksakan untuk dimengerti orang lain saat ini.Biarkan waktu yang mengikis pandangan jelek mereka tentang kita.
Saya punya pengalaman di kampus.Dulu saat masih semester satu, kelompok kami sempat tidak menyukai seseorang di kelas.Karena dalam penilaian kami kawan tersebut terlalu gaya. Juga dalam beberapa kesempatan sering berseberangan pendapat dengan kami. Yang paling parah, orangnya jarang ikut ngumpul, begitu selesai kuliah dia langsung pergi entah kemana. Mungkin pulang atau kerja, entahlah.
Tapi seiring berjalannya waktu, kawan saya yang paling gak suka dengan tuh orang malah mengakui bahwa pandangannya pada si orang itu berubah. Pelan tapi pasti, grafik rasa sukanya terus meningkat pada kawan yang sempat kami benci itu.Kami melihat bahwa dia sangat apik dalam mengerjakan tugas presentasi, juga bisa diandalkan untuk kerja kelompok.Ternyata anaknya asyik, lucu, dewasa dan ternyata-ternyata lainnya..