Nur Kalim, guru yang mengajar mata pelajaran IPS di SMP PGRI Wringinanom memasuki kelas III A di pagi hari. Namun bukannya mendapati sekumpulan siswa yang hendak belajar, Nur Kalim hanya mendapati kursi-kursi yang kosong. Nalurinya sebagai guru pun mendorongnya untuk mencari di mana gerangan siswa-siswanya berada.
Nur Kalim mendapati bahwa para siswanya bersembunyi di warung yang tak jauh berada dari sekolah. Dia meminta dan memperingatkan agar anak-anak kembali ke kelas karena jam pelajaran akan dimulai (sembari menggebrak meja). Para siswa pun lari tergopoh-gopoh menuju ruang kelas. Saat berada di kelas, beberapa siswa masih emosi.
Mereka kemudian membanting dan menggebrak meja. Tak berhenti disitu, terlihat seorang siswa merokok di dalam kelas. Nur Kalim yang sudah berada di kelas meminta agar siswa itu mematikan rokoknya. Bukannya takut, siswa tersebut malah semakin emosi lalu membuang rokoknya.
Bukannya duduk diam dan mengeluarkan buku untuk mendengar ajaran sang guru, salah seorang siswa justru melawan dengan membuang buku kepunyaan sang guru. Tak cuma itu, si siswa justru kemudian memegang kepala, mendorong, dan mencengkram kerah baju Nur Kalim. Entah siapa temannya yang merekam kejadian tersebut, sehingga kini videonya menjadi viral.
Cukup miris. Dalam tiga hari ke belakang kita sudah disuguhkan dengan dua tontonan tak bermoral yang dilakukan anak remaja. Salah satunya adalah kasus Adi Saputra yang menghancurkan motornya saat ditilang oleh polisi dan menjadi viral.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, turut berkomentar atas kasus murid menantang gurunya.
Menurutnya ada dua faktor yang menyebabkan murid melakukan kekerasan terhadap guru. Pertama karakter siswa yang kurang terbina dengan baik dirumah maupun di sekolah.
Retno menekankan, pola asuh dirumah memiliki pengaruh yang kuat terhadap sikap anak. Retno juga menduga-duga, faktor kecanduan game online yang mengandung kekerasan dapat mempengaruhi sikap seorang anak.
Saya pribadi salut dengan sikap Nur Kalim, karena saat artikel ini ditulis sang anak yang menantang gurunya sudah meminta maaf didampingi orangtuanya yang juga merasa malu atas sikap anaknya.
Permintaan maaf itu sendiri dimediasi oleh Kapolsek Wringinanom AKP Supiyan, Kepsek PGRI 1 Wringinanom, perwakilan Kemensos, Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, serta perwakilan Kementrian Perlindungan anak dan Peremepuan.
Nur Kalim sudah memaafkan sikap anak didiknya dan tak berniat memperpanjangnya."Saya telah memaafkannya, jangan diperpanjuang lagi masalah ini."Â Ujar Nur Kalim yang hanya digaji Rp.450 ribu per bulan.