Di Amerika selama hampir berpuluh-puluh tahun posisi orang terkaya selalu diisi oleh pendiri perusahaan teknologi.
Katakanlah Bill Gates, pendiri perusahaan software komputer bernama Microsoft ini memiliki kekayaan senilai 90 miliar US dollar, cukup lama duduk di posisi teratas orang terkaya di dunia, dan baru-baru ini saja posisinya bisa digeser oleh Jeff Bezos yang merupakan pendiri dan CEO e-commerce Amazon dengan kekayaan 112 miliar US dollar.
Di luar dari jagat teknologi, ada Warren Buffet pendiri perusahaan asuransi dan  investasi  Berkshie Hathaway yang juga rutin mengisi tiga besar orang terkaya di dunia.
Di Indonesia sendiri, daftar orang terkayanya tidak bisa disebut para pendiri teknologi. Misalnya,Robert Budi Hartono dan Michael Budi Hartono yang merupakan dua bersaudara pemilik pabrik rokok PT Djarum, Eka Tjipta Widjaja pemilik sekaligus pendiri Grup Sinar Mas, hingga Chairul Tanjung yang merupakan pemilik perusahaan konglomerasi CT Corp.
Namun angin segar datang dari kawula muda Indonesia. Seperti yang saya kutip dari Detik.com, 4 Pendiri Startup Indonesia Masuk Daftar Orang Terkaya Indonesia yang disusun oleh GlobeAsia. Luar biasa ya.
Awalnya mereka hanya membuat sebuah aplikasi, lalu mendirikan perusahaan berbasis aplikasi tersebut, bekerja keras mencari pendanaan, dan sekarang perusahaan yang mereka dirikan sudah masuk jajaran unicorn, atau menembus valuasi USD 1 miliar. Cakep gak tuh?
 4 pendiri startup Indonesia yang masuk jajaran orang terkaya Indonesia itu antara lain
1. Ferry Unardi pendiri Traveloka.Globe Asia menyebut kekayaan Ferry saat ini berada di kisaran USD 145 juta dan berada di posisi 146. Sekitar Rp 2 triliun jika dikonversi.
4.Nadiem Makarim pendiri Go-Jek Berdasarkan laporan Globe Asia, pria berdarah Arab itu memiliki kekayaan senilai USD 100 juta, atau sekitar Rp 1,4 triliun. Hal ini membuatnya sukses bertengger di urutan 150 dalam daftar tokoh-tokoh terkaya di Indonesia
Lalu apa resep keempat sosok ini bisa sukses?
Menurut Ferry Unardi kesuksesannya mendirikan traveloka tak lepas dari kecerdikan melihat peluang dan berani mengambil resiko.Ide pendirian Traveloka sendiri muncul dari pengalaman pribadi Ferry. Beberapa tahun lalu, untuk mencari tiket pesawat bisa dibilang cukup sulit. Ferry yang sedang bekerja di luar negeri ingin pulang ke Padang tapi merasa terlalu ribet karena harus bukain semua web untuk bandingin harga tiket.
"Untuk mendapat tiket pesawat yang sesuai anggaran, saya harus membuka beberapa situs untuk membandingkan harga," kenangnya. Dari pengalaman tersebut, ia yakin banyak orang mengalami kesulitan serupa dalam mencari tiket pesawat.
Kayaknya pengalaman pribadi masih jadi inspirasi para pendiri teknologi ini dalam membangun bisnisnya.Begitu juga dengan  William Tanuwijaya yang saat itu bekerja di forum jual beli. Pria kelahiran Pematang Siantar itu kerap mendapati banyak komplain dari pengguna yang mengalami penipuan transaksi. Akhirnya timbul ide untuk membuat sebuah tempat yang terpercaya untuk jual beli online.William Tanuwijaya memberikan resep suksesnya begini,
 "para pelaku startup harus mampu konsisten antara apa yang diimpikan, dipikirkan, disampaikan, dan yang dilakukan,"
Kayak yang dibilang master  Deddy Corbuzier bentuk tubuhnya yang kekar sekarang ini adalah hasil dari persistence.Persis omongan pendiri Tokopedia. Sedangkan Achmad Zaky tampaknya memulai bisnisnya dengan lebih filosofis.
Di kampungnya dia melihat para tetangganya memiliki usaha tapi pendapatannya masih sama saja seperti belasan tahun yang lalu.Maka dia memulai membangun bisnisnya dengan tujuan bisa membantu mengembangkan usaha orang lain.
"mengingatkan pentingnya menjalankan visi dan misi agar dapat melampaui bisnis."Ujar  Achmad Zaky
Adapun Nadiem mengatakan,Â
"aset yang paling penting bukanlah uang, namun sumber daya manusia. Alasannya, menurutnya bisnis sangat mungkin naik turun, sementara sumber daya manusianya bisa dikontrol dan dipertahankan"
Tampaknya sesuai sekali dengan bisnis yang dibangunnya.Dimana para pengojek adalah motor penggerak perusahaannya.Bahkan di awal kemunculannya Go-Jek hanya menggunakan fitur SMS untuk menghubungkan pengojek dengan penumpang.
Informasi diolah dari detik.com dan berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H