Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Serunya Kompasiana Visit ke Pangalengan

18 Agustus 2017   21:57 Diperbarui: 28 Agustus 2017   00:27 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin tulisan ini hanya sekedar menambahkan tulisan pak Gapey Sandyyang sudah menceritakan dengan sangat lengkap tentang segala sesuatu yang terjadi di Pangalengan pada tanggal 16-17 Agustus 2017 kemarin (ini artikelnya: HUT 72 RI: Sinergi BUMN Hapus Stigma 'Sapi Perah') . Adapun tujuan kompasianers  pergi ke Pengalengan, salah satunya adalah untuk mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih dalam menyambut kemerdekaan Indonesia yang ke-72. Yupss  sudah 72 tahun kita merdeka, jika diibaratkan manusia, 72 tahun bukanlah lagi usia yang muda. 72 tahun bisa dikatakan adalah masa-masa untuk menikmati hasil jerih payah yang ditanam saat kita muda. Lalu bagaimana kondisi Indonesia dalam ketuaannya saat ini? Silahkan teman-teman renungkan sendiri deh..

Saya sudah sempat menuliskan secara singkat dan terkesan asal jadi tentang kunjungan ke Pengalengan kemarin di artikel berjudul Menolong Sesama Bukan Hanya Tugas Pemerintah, ya itu karena mengejar flashblogging hehe. Jadi saya ulang sedikit, saya sampai di gedung sate jam dua belas siang. Satu jam perjalanan dari rumah dengan dua kali menyambung angkot. Sampai di gedung sate, saya pergi sebentar ke taman lansia untuk mencari minuman, dan ketika saya kasih kabar ke grup kompasiana visit Pangalengan, ternyata rombongan dari Jakarta sudah ada di mesjid di dalam gedung sate.

Karena kunjungan ke Pengalengan inilah untuk pertama kalinya saya masuk ke dalam halaman gedung sate. Kalau bukan karena itu mungkin seumur-umur saya tak akan tahu dalamannya gedung sate. Setelah kikuk dan bertanya pada satpam maka sayapun masuk ke dalam gedung sate (bukan ke dalam gedungnya ya), dan ajaib juga, saya masuk tanpa diperiksa secara ketat. Kalau saya bawa bom kan bisa repot tuh Gubernurnya, menurut saya, minimal orang asing yang baru pertama kali masuk gedung sate itu diperiksa. Ya jaga-jaga aja sih.

Setelah sampai di dalam, saya di telepon mas Rizky (kalau saya tidak salah ya) nanyain posisi saya dimana. Terus saya jawab saja kalau saya sudah di depan masjid, jadilah ketemu dengan beliau lalu saya disuruh menunggu di masjid atau di mobil. Terus ditawarin makan siang kalau belum makan, pokoknya admin Kompasiana itu ramah-ramah dan baik bangetlah ya...mbak Nindy, mbak Dewi, benerkan namanya? Pokoknya dipertahankanlah keramah tamahannya ya, itukan bagian dari kelembutan humanisme. Sesuai dengan gaya mendidik Kompas yang terasa sangat lemah lembut, tapi terarah. Oke! Sip!

Setelah semua Kompasianers tiba, termasuk (aduh lupa namanya, sorry) yang dari Tasikmalaya, maka langsunglah kompasianers dan para admin berangkat menuju Pangalengan. Yang melelahkan dari perjalanan ini adalah macetnya. Lelahnya naik mobil yang terjebak macet tuhya kayak double karena ditimpa sama rasa bosan di jalan. Tapi untung saya duduk di depan dengan Niko Simamora, Mahasiswa S2 Institut Teknologi Bandung, satu perguruan sama om Pebrianov,jadi ada teman ngobrollah. Begitu juga pak supirnya asyik buat diajak bercakap-cakap, orangnya asyik dan ramah.

Kami langsung menuju Citere resort yang jaraknya tak jauh dari penginapan untuk bersantap malam.


Video di atas bukan bentuk kenarsisan. Cuman saya lupa nge-save video yang saya rekam dari instastory, jadi tinggal itulah video keseruan malam di Citere resort yang saya miliki. Makanannya juga nikmat, serba daging. Ada sate kambing, kentang goreng,  barbeque, kopi, teh manis semua disajikan dengan nikmat dalam jumlah yang banyak. Semua puas makan dan tidak ada yang kelaparan. Bahkan saya dan Niko, termasuk seorang Kompasianers yang lain sempat mencicipi anggur yang katanya anggur mahal. Saya minum setengah gelas saja, takut mabuk atau takut kayak yang di tipi-tipikena serangan jantung karena minuman.

Yang seru tuh aksi anak sekolah dan pihak dari BANK mandiri yang joget-joget sampai puas. Saat lagu terakhir mereka berteriak "one more"begitu saja terus sehingga lagunya nambah lagi-nambah lagi. Sedangkan kompasianers sebagai kumpulan sosok yang berwibawa dan bersahaja tak ada yang masuk ketengah untuk berjoget ria (padahal pemilihan lagu dan musiknya keren bangetlah). Hanya jari jempol saya dan Niko Simamora yang menari-nari di dalam kantong celana. Sekitar jam sepuluh kami dihimbau untuk bubar karena besok akan mengikuti upacara, jadi para kompasianers dan anak sekolahan itu pun bergegas menuju tempat peristirahatan. Sedangkan para petinggi BUMN masih melanjutkan acara dengan penyanyi wanita yang cantik. Kampret!!

Tapi sebelum membubarkan diri para kompasianers mendapat sesi foto bersama beberapa petinggu BUMN. 

foto kompasianers
foto kompasianers
Perlu diketahui Pangalengan memang sangat dingin. Jadi saran saya kalau pergi ke sana bawalah sarung tangan, kaos kaki dan kupluk untuk menutup kepala. Itu kenapa tidur kami begitu pulas, dan pagi harinya harus menahan dingin yang sangat untuk mandi. Saya curiga ada kompasianers yang tidak mandi karena airnya yang sangat dingin. Keesokan paginya setelah selesai merapihkan diri, seluruh kompasianers sarapan terlebih dulu di ruang makan yang ada di resort. Menunya nasi goreng guys.

foto kompasianers
foto kompasianers
Sembari sarapan para kompasianers sibuk memakai dasi merah putih. (namanya dasi kan ya?)

foto kompasianers
foto kompasianers
Setelah selesai sarapan dan merapihkan atribut, segeralah kompasianers berangkat menuju lapangan sepakbola Babakan, Tanara kawasan perkebunan teh milik PT PN VIII, Desa Banjarsari. Perjalanan menuju lapangan hanya sekitar lima belas menit (seingat saya). Lapangan tersebut terletak di dekat kawasan kebun teh, sehingga mata kompasianers dimanjakan dengan keindahan alam sekitar.

foto kompasiners
foto kompasiners
Begitu tiba dilapangan kami langsung mengisi buku tamu dan diberikan voucher untuk nanti ditukarkan dengan konsumsi saat upacara selesai. Siang itu cuaca terasa sangat panas, tapi semua peserta tetap mengikuti jalannya upacara dengan tertib. Di sisi lain para dokumentator, mulai dari mas Rizky, dan beberapa kompasianers mulai keluar barisan dan turut mendokumentasikan jalannya upacara.


Ini adalah salah satu video yang saya minta dari mas Dimas, seorang Kompasianers asal Solo, yang ikut ke Pengalengan kemarin. Sungguh sebuah paduan suara yang indah, yang mampu membangkitkan rasa cinta akan tanah air. Diakhir acara maka para petinggi BUMN membagikan CSR (Corporate social responsibility) mereka pada berbagai pihak. Mengutip artikel pak Gapey Sandy (di sini):

Usai upacara bendera, acara dilanjutkan dengan pemberian sertifikat kepada 27 pelajar SMA/SMK se-Jawa Barat yang mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara (SMN). Sertifikat dikeluarkan oleh Kementerian BUMN, sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan karena sudah mengenal dan mempelajari kekayaan alam, budaya dan pesona wisata ke Provinsi Bangka Belitung, pada Juli kemarin. Sertifikat diserahkan langsung oleh Wahyu Kuncoro selaku Deputi Kementerian BUMN dengan didampingi keempat Direksi BUMN.Bantuan lain yang juga diserahterimakan secara simbolik adalah program Corporate Social Responsibility (CSR) Bedah Rumah Veteran. Pada pelaksanaannya, ada 10 BUMN yang bersinergi dalam program ini dengan melakukan "bedah rumah" sebanyak 724 unit milik para veteran pejuang se-Jawa Barat. Nilai total bantuan CSR ini adalah Rp 28 miliar. Kembali, Wahyu Kuncoro menyerahkan bantuan bedah rumah ini secara simbolik kepada Acin, Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kecamatan Pangalengan.Dari jumlah total 724 rumah milik para veteran pejuang se-Jawa Barat, Bank Mandiri bersiap membedah 150 rumah. Untuk di kawasan Pangalengan saja, ada 6 rumah milik veteran pejuang yang siap direhabilitasi Bank Mandiri bekerjasama dengan TNI AD, dalam hal ini Kodam III/Siliwangi. Dua diantara rumah tersebut sudah selesai pengerjaannya, yaitu milik Taslim dan Ener. (bagian yang saya kutip)

Singkat cerita, kami pun mengunjungi rumah Veteran yang sudah direnovasi, atas kerja sama BANK Mandiri dan TNI AD Pangalengan. Hadir juga di sana reporter dri Metro Tv untuk meliput. Untuk kegiatan lebih detailnya dapat dilihat di artikel pak Gapey Sandy.Memaknai kejadian ini, maka Indonesia melalui BUMN nya yang menyebar sesuai dengan himbauan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah membuktikan, bahwa negara ini adalah negara yang menghargai jasa para pahlawannya. Menghargai bukan hanya saat mereka telah gugur di medan perang, atau meninggal ditelan jaman. Indonesia juga menghargai para pahlawan yang masih hidup di usia senja mereka.

Harapan saya pribadi, semoga dalam hal baik seperti ini, pemerintah melalui "kaki tangannya" terus konsisten menggalakkan berbagai program yang bisa berdampak positif seperti kegiatan yang sudah disebutkan di atas. Seperti yang diceritakan pihak BANK Mandiri, sebenarnya melakukan kegiatan sosial seperti ini bukan pertama kalinya untuk mereka. Mereka pernah ke Papua, ke sebuah tempat yang sangat tinggi tantangannya untuk dikunjungi. Kalau begitu dalam hal ini, masalahnya adalah ada cukup banyak hal baik yang dilakukan pemerintah melalui BUMN nya namun tak terekspoks oleh media.

Itu sebab saya sangat mengapresiasi pernyataan Eko Noviansyah, team leader Strategic Communication Bank Mandiri saat mengatakan akan adanya kemungkinan BANK Mandiri akan bekerja sama lagi dengan Kompasianers.

Eko Noviansyah saat menyampaikan sepatah dua kata di gubug makan Mang Engking Bandung
Eko Noviansyah saat menyampaikan sepatah dua kata di gubug makan Mang Engking Bandung
Kalaupun ke depannya tidak dengan kompasianers, tapi saya tetap berharap agar BANK Mandiri dan BUMN lainnya menggandengan penggiat media dalam berbagai aktivitas sosialnya. Tujuannya agar tindak tanduk mereka terekspos dan bisa menjadi inspirasi sekaligus menjadi berita hangat di tengah masyarakat, bahwa negara ada untuk mereka, negara perduli untuk mereka. Kerja sama BUMN di Pangalengan adalah contoh nyata bagaimana pemerintah tak boleh dibiarkan seorang diri dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. 

Akhirnya setelah bersantap ria dan mendengarkan pernyataan dari BANK Mandiri, tibalah waktunya untuk pengumuman pemenang media sosial competition. Antara lain kompetisi ngetweet  dan posting foto di instagram tentang kegiatan di Pangalengan dengan hastag #kompasianavisit, #BUMNKerjaBersama, #Saatnyamandiri. Dan pemenangnya adalah... (dibacakan oleh mas Rizky) ada juara bertahan soal ngetweet competition mas Ofi Gumelar dan....ini dia foto para pemenangnya...

Foto Kompasianers (Niko minggir dong!)
Foto Kompasianers (Niko minggir dong!)
Setelah penyerahan hadiah maka tibalah sesi foto bersama antara kompasianers dan pihak BANK Mandiri di depan gubug makan Mang Engking.

Foto kompasianers
Foto kompasianers
Setelah sesi foto kami pun pulang. Para kompasianers Bandung diturunkan di terminal Leuwi Panjang, sedangkan para kompasianers Jakarta terus melanjutkan perjalanannya. Puji Tuhan, kabar terakhir semua kompasianers sudah sampai di tempat tujuan masing-masing dengan selamat. Terkhusus saya ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya untuk admin Kompasiana, baik yang ikut ke Pengalengan atau tidak, terimakasih atas pengalaman berharga dan kebaikannya. Semoga Kompasiana semakin jaya baik di darat, laut, udara dan di dunia maya. Ada banyak hal yang tak mampu tertuliskan, percayalah (sok dramatis dulu haha). sekali lagi terimakasih!

sampai bertemu semua (foto kompasianers)
sampai bertemu semua (foto kompasianers)
Penikmat yang bukan pakar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun