Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Orang "Ketiga" yang Menyelamatkanmu dari Pasangan yang Salah

5 April 2017   16:14 Diperbarui: 15 April 2019   14:42 7914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar (Cerita Sebuah Kado - WordPress.com)

Tentu kita sering mendengar istilah “orang ketiga.” Pasti di dunia ini tidak ada orang yang ingin dilabeli dengan sebutan orang ketiga. Penyebabnya jelas, orang ketiga sangat identik dengan sosok perusak hubungan orang lain, orang ketiga adalah tokoh jahat yang terkenal karena menyelinap dalam hubungan orang lain. Orang ketiga adalah kekasih gelap, orang ketiga adalah sosok yang masuk dalam rantai perselingkuhan. Jelas sudah betapa gelapnya dunia orang ketiga ini.

Tapi dalam beberapa kasus, saya melihat tak selamanya orang ketiga ini memiliki stigma yang buruk. Orang ketiga dapat diartikan buruk tergantung momentum dan bagaimana kejadiannya. 

Kalau ada sepasang kekasih yang si prianya berselingkuh dengan seorang wanita lain, sementara si wanita tidak tahu kalau si pria sudah punya pasangan, tentu tidak tepat melabeli si wanita lain itu dengan sebutan orang ketiga. Justru wanita lain dan pacar asli si pria itu adalah korban. Korban karena ketidak tahuan.

Lain cerita kalau si wanita sudah tahu bahwa si pria telah memiliki pasangan. Orang ketiga adalah mereka yang menjalin kasih dengan seseorang walaupun sudah tahu si orang itu sudah punya pasangan. 

Tapi karena hubungan itu terkadang ada dalam lingkaran asmara yang rumit, Jadi sebenarnya tak bisa juga sih kita langsung “saklek” dalam menilai,”Oh kamu selingkuh nih karena masih punya pacar tapi dekat sama si Anu.” Dalam konteks hubungan yang bermasalah, orang ketiga terkadang bisa muncul sebagai malaikat, bahkan “juru selamat” yang menyelamatkanmu dari pasangan yang salah.

Misalnya nih, kamu sedang menjalani sebuah hubungan yang rumit. Kamu sudah berpacaran dengan dia selama enam tahun. Tapi selama berpacaran dengan dia kamu sering dikecewakan. Kamu diselingkuhi, dibohongi, dan sering kamu merasa kurang diperhatikan. 

Tapi setelah itu kalian baikan lagi. Disatu sisi melegakan tapi saat itu terjadi berulang-ulang itu menjadi hal yang melelahkan. Jadi kamu bukannya menjalani masalah dalam sebuah hubungan, tapi lebih kepada menjalani hubungan yang bermasalah.

Ini dua hal yang berbeda loh. Masalah dalam sebuah hubungan itu adalah hal yang biasa. Seperti misalnya, beda pendapat, cemburu, marah dsb. Ini adalah hal yang lumrah dalam sebuah hubungan. Bisa dikatakan ini adalah masalah-masalah yang mendewasakan. Tapi hubungan yang bermasalah adalah, ada yang salah dalam jalinan kasih antara kamu dan pasangan kamu. Tak mesti yang bermasalah itu kedua belah pihak. Bisa saja masalahnya bukan di kamu, tapi di pasangan kamu.

Selama ini kamu sudah melakukan apa yang harus dilakukan.Kamu sudah setia, mengkhawatirkannya, baik, care, dan selalu mengalah untuk apapun kesalahannya. Tapi sepertinya dia tak serius dengan kamu. Secara feel kamu sudah merasakannya sih, tapi apa yang kamu rasakan hanya bisa kamu lampiaskam dalam sebuah kesedihan. 

Mentok-mentok jadi bahan kamu untuk curhat dengan teman. Sekalipun kamu sadar bahwa kamu lebih banyak tidak bahagianya, bahkan kamu sadar bahwa kamu tidak akan pernah bahagia jika terus bersamanya, kamu merasa tidak akan bisa membuat sebuah keputusan yang penting: putus!

Bertahun-tahun pacaran brow, bukan sesuatu yang mudah untuk meninggalkannya begitu saja. Rasa kecewa, lelah dan cinta seolah bercampur aduk membentuk perasaan yang kusut. Kamu bisa merasakan bahwa dia sudah jenuh sama kamu, tapi kamu bisa apa? 

Kalau sudah begitu hal yang perlu kamu sadari adalah bahwa bukan cuman kamu yang tidak akan bahagia. Dia juga akan menderita jika kalian terus bersama. Kalian hanya saling menyakiti diri masing-masing. Begitulah hari demi hari kalian terjerat hubungan yang rumit. Sampai suatu hari:

Muncullah seseorang yang menyukaimu. Seseorang yang perduli sama kamu. Tiap hari kalian saling curhat, rajin bertukar pikiran, lalu saling memahami beban masing-masing. 

Semakin hari ketika kalian semakin mengenal satu sama lain, Dia mulai menunjukkan bahkan menyatakan bahwa dia menyukaimu. Apakah orang tersebut terlihat seperti orang ketiga yang mencoba mencari celah dalam hubungan kalian? 

Menurut saya tergantung dari mana kamu melihatnya. Jika kamu adalah seorang yang sudah setia dan mencintai pasanganmu dengan begitu sangat, tapi berkali-kali dikecewakan bahkan tak ada gelagat serius dari dia. Maka sudah saatnya kamu belajar membuka mata hatimu.

Analisa saya, begitulah cara Tuhan membebaskanmu dari cinta yang salah. Itu adalah ganjaran dari ketulusan hatimu selama ini. Tuhan ingin menarik mu pelan-pelan dari pasanganmu dengan terlebih dulu menyediakan sosok yang mencintai kamu, sehingga kamu tidak perlu merasa sakit dan patah hati berkali-kali. 

Tentu bukan berarti kamu berpacaran dengan dia padahal masih menjalin kasih dengan pacarmu yang lama. Tapi dengan hadirnya orang ketiga yang di hatinya tersimpan cinta yang sangat besar untuk kamu, Tuhan bermaksud untuk tak membuatmu merasa sebatang kara saat kamu meninggalkannya.

Tentu bukan berarti semua akan terasa mudah. Semua bergantung di kamu, apakah kamu akan menyambutnya atau tetap memilih hidup dalam kubangan lumpur yang sama. Inilah moment saat rencana Tuhan dan sebuah keputusan disatukan. Kamu tak bisa mengharapkan semua akan baik-baik saja tanpa membuat sebuah keputusan yang jelas. Kamu tak bisa menaruh kakimu pada dua puncak gunung yang berbeda. Kamu harus memilih salah satunya.

Mungkin dulu dia adalah sosok yang begitu mengagumkan buatmu. Tapi hari ini, mungkin Tuhan ingin menegurmu agar berhenti mengagungkan masa lalu. Dia yang dulu bukanlah dia yang sekarang. Berpacaran lama bukanlah sebuah kode bahwa dia adalah jodohmu. 

Itu sebabnya kamu harus peka pada “orang ketiga” yang hadir disekitar dirimu --- tentu dalam konteks jika hubunganmu seperti yang saya ceritakan di atas. Orang ketiga itu bisa saja sahabatmu, rekan kerjamu, hingga orang yang baru kamu kenal. 

Tuhan tahu kalau kamu tak dapat melakukannya seorang diri, rasanya akan sakit sekali jika kamu melakukannya sendiri. Itu sebab dia mengirimkan “orang ketiga” yang kiranya dapat menyelamatkanmu dari pasangan hidup yang salah.

Gayamu!

Bahasamu!

Bor, Bor, Sadar Woi! haha

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun