Itu sebab saya berani bilang dunia kerja itu adalah sekolahnya membangun dan menimba ilmu seputar gaya hidup. Sekolah fashion dan menata rambut sih banyak, sekolah yang akan mengajarkan kita cara bergaya bahkan menciptakan gaya, tapi bukan “bergaya hidup”. Namun, tentu pelajaran gaya hidup di dunia kerja ini hanya dapat dicerna jika kita berpikiran terbuka. Mungkin terkesan berlebihan, tapi dalam perkembangan karakter kita, dunia kerja itu adalah sebuah anugerah. Banyak hal yang tak bisa kita dapatkan dari buku atau universitas disediakan di kantor saat kita sedang bekerja---termasuk calon pacar, tapi saya belum dapet sih.
Apa lagi? Ah terlalu banyaklah kalau harus dijabarin satu-satu. Tapi tenang, dunia kerja tidak akan membentuk kita dengan cara yang kaku kok. Kita tidak akan menjelma menjadi robot yang hidup karena program, atau karena di dalam tubuh kita ditanam sebuah chip. Justru di dunia kerja, gaya hidup kita terbentuk karena kita semakin mengerti makna di balik segala hal. Kayak filsafat saja, kita jadi Aristoteles, kita jadi Plato, kita jadi filusuf (philosopher).
Kenapa sih seragam dalam dunia kerja itu penting? Oh ternyata biar karyawan itu kompak, memiliki semangat tim, dsb.. Kenapa sih ini harus begini? Oh karena bla-bla-bla, dsb.. Kenapa sih konsumen harus dilayani dengan baik? Oh ternyata itu alasannya, dsb.. Itu sebab dengan pikiran yang semakin ngawur dan sembarangan, saya berani bilang bahwa dunia kerja itu adalah kampusnya filsafat modern. Jurusan filsafat modern itu ada di perusahaan tempatmu bekerja.
Misalnya kita kerja di showroom yang menjual mobil bekas, tiap hari kerja kita hanya mengelap dan menyuci tuh mobil yang dijual biar kelihatan bersih. Orang yang tidak tahu filosofi kenapa mobil itu harus selalu bersih pasti bakal mengomel. ”Ini kan mobil bekas, ngapain juga harus dilap terus. Nggak ada kerjaan lain, Bos?” Tapi kalau kita tahu bahwa sekalipun barang itu bekas dan bukan barang bermerek, saat barang itu bersih, maka barang itu akan terlihat mewah, dan kalau mobil lama dia akan terlihat antik, sudah tentu mobilnya akan lebih cepat laku.
Nah, itu kenapa saya jadi rajin nyuci motor, tapi sayang belakangan ini hujan terus jadi baru dicuci sudah kotor lagi. Lagian gebetan saya nggak mau naik motor, nggak level katanya---eh kok bahas ini sih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H