Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Menjadi "Negarawan" di Dalam Perusahaan

11 Januari 2017   19:44 Diperbarui: 15 April 2019   14:29 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu ungkapan  menarik yang pernah dikatakan seseorang kepada saya. Sebenarnya saya sudah sering mendengar dan membaca kalimat itu karena memang kalimatnya tertulis dalam alkitab. Tapi sudut pandang yang berbeda terhadap ayat itulah yang membuat saya merunduk-runduk saat mendengar ucapan orang itu.

“Kalau di minta berjalan satu langkah, berjalanlah dua langkah. Itulah kunci keberhasilan.”

Awalnya saya tak paham, tapi setelah orang tersebut menjelaskan panjang lebar, barulah saya mengerti apa maksud perkataanya. Ternyata ayat itu dan perkataanya adalah tentang berbuat lebih. Berbuat melebihi apa yang diminta dan diperintahkan kepada kita. Sekarang baru saya mengerti kenapa dulu yel-yel perusahaan tempat saya bekerja selalu begini: atasan kami meneriak kan nama perusahaan, baru kami semua berteriak do more do more do more sampai tiga kali.

Pengertian ini sebenarnya sangat membantu kita di dunia kerja. Bukankah selama ini mentang-mentang kita ada pada divisi pakaian anak-anak, begitu ada konsumen yang kelimpungan mencari pakaian pria dewasa kita langsung melayani konsumen tersebut dengan ala kadarnya saja. Atau bisa jadi kita malah menghindar.

Padahal masih satu perusahaan, masih satu atap, lokasi pakaian anak-anak yang kita jaga dengan pria dewasa pun hanya berjarak satu meter saja. Nah disinilah pandangan “Negarawan” itu dibutuhkan. Kita tidak lagi memandang konsumen tersebut dengan semangat melayani yang terkotak-kotak. Toh tidak setiap saat kita harus mengerjakan sesuatu yang bukan jadi jobdesk kita, hanya pada waktu-waktu tertentu saja toh, ya kan?

Jadi tiap kali kita akan melakukan sesuatu yang kita lihat bukan lagi divisi per divisi ataupun orang per orang, melainkan perusahaan dimana kita bekerjalah yang menjadi gambaran utuh dan menjadi fokus kita. Jangan pikir ini hanya soal loyalitas, berbuat lebih ataupun menjadi Negawaran ditempat kerja. Sebab apa yang terjadi di luar pasti akan mempengaruhi apa yang ada di dalam diri. Kalaupun tidak, bukankah kejadian-kejadian seperti ini dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk tulus membantu orang lain?

Jangan dikira hanya kenaikan BBM yang punya efek domino, bantuan kecil yang kita berikan untuk orang lain atau perusahaan juga akan diperhitungkan. Kalau pun tidak, bantuan kita dapat menjadi tabungan dalam hubungan kita dengan orang lain, sesuatu yang akan mereka kenang dan ingat. Walau tak berharap balas budi, tapi ada saja jalan nya bahwa kita akan menerima kebaikan orang yang kita bantu suatu hari nanti.Segini dulu aja, takut melenceng kemana-mana.

Boleh setuju boleh tidak

Penikmat yang bukan pakar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun