Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Siapakah Kamu Ketika Sedang Marah?

1 Oktober 2016   10:08 Diperbarui: 15 April 2019   14:19 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sebenarnya maksud kita baik, hati kita sih bersih,   nggak niat bikin dia nangis, lah tapi kan dia manusia mana bisa dengar suara hati. Benerkan?

5. Amarah Selalu Punya Alternatif Lain

Buat saya pribadi amarah itu adalah rasa yang dalam aktivitasnya bisa diakalin. Memang sih lebih enak ngomong daripada ngelakuin, makanya saya  ngomong. Tapi ya adakalanya amarah itu harus diukur dengan apa yang terjadi pada perasaan orang lain bukan kepuasan pribadi semata.

Dulu saya pernah punya atasan yang tiap kali marah akan menarik nafas tujuh kali lalu memijit-mijit leher kami. Dia berkata sedang belajar menguasai amarah. Kami justru malah jadi segan dan kagum. Jadi ya tanpa di perintah dan tanpa dibawah intimidasi kami tetap melakukan pekerjaan kami dengan baik.

Tak peduli baik dalam momen yang bisa menyulut kemarahan secara spontan atau tidak, mungkin cara menarik nafas tujuh kali itu bisa kita terapin biar amarah nggak menguasai diri kita. Atau teman-teman punya cara lain? Sekian.

Boleh setuju boleh tidak

Penikmat yang bukan pakar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun