Atau seorang pria tajir yang naksir berat dengan gadis penjual susu murni? Bisakah dalam realita penderitaan "di jogetin" dengan musik dangdut?Bisakah hidup selalu berakhir bahagia?
Kalau mau realistis sih rasa-rasanya sulit, seperti mengharapkan Miranda Kerr jatuh hati dan besok ngeinvite pin BBM saya haha.Â
Tapi ada satu yang ingin saya tambahkan saat kita menonton perbandingan bagaimana yang tersaji dalam FTV, atau video Ekspektasi vs Realita, mungkin di satu sisi tokoh fiktif dan kisah palsu itulah yang menertawakan kita, atau bisa jadi saat si pembuat konten ingin mengkritik sajian picis FTV dan membuka mata "nih realitanya FTV itu bohong semua tuh," malah sebenarnya tak sadar telah mengkritik sisi realita, kenapa yang indah-indah kebanyakan milik yang direka-reka dalam kisah yang tak nyata?
Seperti FTV dan konten video yang saya maksud di atas, tulisan ini juga hanya sekedar hiburan, efek ketiduran dan gagal nonton MotoGP, untung Rossi naik podium.
Â
Boleh setuju boleh tidak
Penikmat yang bukan pakar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H