Ketiga, Hal yang tak kalah pentingnya adalah jangan terjebak kenangan.Banyak dari kawula muda yang berat untuk memutuskan sebuah hubungan bukan karena masih cinta, melainkan karena merasa berat melepaskan kenangan yang pernah dilalui bersama.Kenangan tidak bisa jadi dasar yang kokoh dalam sebuah hubungan jika tidak ada rasa cinta.
Kenangan hanya bisa mempererat dan memperkaya nilai sebuah hubungan, oleh karena itu penting untuk memastikan, kita mencintai dia atau hanya sekedar takut sendiri, takut menjomblo hingga takut tidak ada yang memperhatikan?
Keempat, Relakan dia. Hal ini tidak mudah, namun jika kita memang tak seratus persen mencintai dia,I love you full, sudah lepaskan saja.Bukan hanya dia yang nanti menderita, tapi kita juga.
Mungkin diluar sana ada seseorang yang bakal membahagiakan dan sangat mencintainya namun terhalang karena kita tidak rela melepaskanya, demikian pun sebaliknya mungkin diluar sana ada seseorang yang memang jodoh terbaik untuk kita namun tak tergapai karena kita memaksakan hubungan dengan seseorang yang perasaan terhadapnya masih kita ragukan.Lakukanlah cara yang benar bukan cara yang mudah.
Kelima, Lakukan sekarang jangan sampai terlambat. Saya sebenarnya lebih tertarik pada pencegahan,maksudnya lebih baik selidiki dulu sebelum memilih pasangan dari pada pacaran dulu baru menyelidiki. (baca disini:Tips Memilih Pasangan Sejati Untuk Para Lajang Agar Anda Bahagia) Sudahlah tak usah coba-coba, mending yakinkan dulu diri apakah dia memang tipe yang kita inginkan atau bukan, berteman saja dulu tak usah buru-buru.
Tak ada yang melarang pacaran, tapi setelah jalan beberapa waktu sebaiknya pastikan mau dibawa kemanakah hubungan tersebut.Jangan sampai pacaran lama tapi ternyata masih ragu-ragu, tapi ketika putus malah tidak terima.
Saya membagikan kisah kawan saya ini agar dapat jadi pelajaran bagi kita kawula muda. Saat kita menangis karena diputusin kekasih, itu karena memang cinta sama dia atau cuman karena nggak terima diputusin. haha ribet ya.
Boleh setuju boleh tidak
Penikmat yang bukan pakar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H