Namun dalam platform blog seperti Kompasiana saya rasa langkah itu kurang tepat. Tanda Anda mempublish tugas kuliah di Kompasiana saja sudah memiliki arti bahwa Anda memang punya keinginan untuk menjadi, atau katakanlah mahir menulis.Â
Jadi kenapa tidak ditekuni dan diseriusi saja, awalnya mungkin Andalah yang mempublish tugas kuliah Anda di Kompasiana tapi lama-lama setelah tulisan Anda sudah banyak tulisan Anda di Kompasianalah yang akan Anda print sebagai tugas kuliah yang akan dikumpulkan pada dosen.Â
Saya sendiri pernah mengalaminya, saat ada tugas membuat artikel untuk mading saya tak perlu repot repot lagi, saya tinggal memilih saja tulisan saya di Kompasiana yang saya rasa cocok. (Baca juga:Tips Menulis Stephen King: Jangan Pernah 'Mencuri' Gaya Orang Lain!)
Semua sudah disediakan, blog sudah disediakan, tinggal mendaftar saja biar punya akun. Pembaca sudah disediakan, dari pasukan tuyul sampai pasukan kuda ngepet sudah siap menyundul tulisan Anda agar menempati posisi posisi strategis di blog ini.Â
Lalu tunggu apa lagi? Masakan iya kita berpikir dan menulis hanya kalau ada tugas kuliah saja. Menarik sekali menyimak tulisan salah seorang Kompasianer bernama Samuel Henry berjudul Digital Footprint: Mengapa Penting bagi Anda?Â
Pada tulisan tersebut dijelaskan bagaimana jejak-jejak digital kita akan terekam di internet yang kian meraksasa ini. Bayangkan kalau kita rajin menulis di blog pribadi atau Kompasiana, begitu suatu saat sebuah perusahaan mengetik nama Anda di Mbah Google maka nama Anda muncul dengan berbagai tulisan yang pernah Anda tulis, bukankah hal tersebut telah menjadi sebuah gold digital footprint yang dapat menjadi nilai plus bagi Anda?Â
Demikian pun hal tersebut dapat menciptakan branding yang positif bagi kita di kemudian hari.
Jadi apakah Anda masih akan sekedar meng-copy paste tugas kuliah Anda di Kompasiana?
Boleh setuju boleh tidak
Penikmat yang bukan pakar
ditulis oleh Sri Susanti