"Tidak!" aku tidak akan pernah meninggalkan ibu sendiri, tidak akan!
"Cepatlah nak," kali ini ibu menyentuh wajahku.Tanganya sedingin es."Dia sudah datang kamu harus cepat-"
Hening.Kemudian kami mendengar sesuatu.Krak! ibu memucat.Dia pasti sudah dekat.
"Ssh.Dia datang." (halaman 183)
Bagaimana terasa sekali bukan kesan yang ditimbulkan dari dua dialog yang pada intinya sama, namun di ungkapkan dengan cara yang berbeda di atas.Semoga dua kajian ringan dari dua contoh kasus di atas, yaitu novel Dilan dan film Seven, serta sedikit nasihat dari Winna Efendi mampu membuat kita semakin bersemangat untuk menciptakan cerita melalui dialog serta narasi narasi yang berkualitas di masa yang akan datang.Akhir kata mari sama sama belajar.
Boleh setuju boleh tidak
penikmat yang bukan pakar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H