Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Narasi dan Dialog Menjadi Kekuatan Sebuah Cerita

1 Januari 2016   21:45 Diperbarui: 15 April 2019   12:16 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tidak!" aku tidak akan pernah meninggalkan ibu sendiri, tidak akan!

"Cepatlah nak," kali ini ibu menyentuh wajahku.Tanganya sedingin es."Dia sudah datang kamu harus cepat-"

Hening.Kemudian kami mendengar sesuatu.Krak! ibu memucat.Dia pasti sudah dekat.

"Ssh.Dia datang." (halaman 183)

Bagaimana terasa sekali bukan kesan yang ditimbulkan dari dua dialog yang pada intinya sama, namun di ungkapkan dengan cara yang berbeda di atas.Semoga dua kajian ringan dari dua contoh kasus di atas, yaitu novel Dilan dan film Seven, serta sedikit nasihat dari Winna Efendi mampu membuat kita semakin bersemangat untuk menciptakan cerita melalui dialog serta narasi narasi yang berkualitas di masa yang akan datang.Akhir kata mari sama sama belajar.

Boleh setuju boleh tidak

penikmat yang bukan pakar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun